Cerita Sex Mahasiswa KKN

Cerita Sex Mahasiswa KKN

Cerita Sex Mahasiswa KKN

Sebuah cerita tentang sisi lain dari perjuangan seorang pemuda tanggung (Ganteng tidak, kaya enggak, cerdas juga enggak) Cuma kegigihan dan pantang menyerah yang ia punyai dalam meraih cita-cintanya.
Sebuah kisah yang mungkin pernah terlihat atau mungkin kalian pernah mengalaminya sendiri.
Dan apabila kisah ini ada persamaan tokoh, cerita maupun alur cerita, ataupun sara. percayalah itu hanyalah sebuah kebetulan / hayalan fiksi semata.
—————–

Awal kisah,
Tak ada pilihan lain bagi Ridho, selain menerima saran dari sang dosen pembimbing. Bahwa ia harus ber-KKN, sekaligus terlibat dalam projek kampus di desa tempat ia Ber-KKN. Karena itu satu-satunya jalan agar pihak yayasan tetap memberinya kompensasi atas waktu kuliahnya yang berantakan alias diambang DO sebab waktu kuliah dan beasiswanya sudah sampai pada batasnya. Padahal ia masih menyisakan kredit semester KKN dan Tugas Akhir yang belum selesai. Ridho memang tidak bisa memenuhi target kuliahnya, meski dirinya mendapat beasiswa namun beasiswa itu hanya untuk biaya kuliah saja, sehingga dirinya harus tetap bekerja untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari dan juga perlengkapan kuliah lainnya.

“do, hanya ini satu-satu cara meski kemungkinan tak akan ada lagi beasiswa buatmu, tapi seenggaknya masih ada keringanan satu atau dua semester lagi buat Tugas Akhirmu?” kata Dospemnya

meski sudah hampir mendekati usia empat puluhan namun masih terlihat cantik dengan bodynya yang masih seperti gadis umur 20an.

Ridho hanya diam sambil menganguk.

“lagian proyek kampus di desa tempatmu KKN kan sesuai dengan penjurusanmu kan?” kata Dospemnya lagi sambil memperbaiki posisi kacamatanya.
“Iya bu?,” kata Ridho dengan tatapan menerwang.
“ngak ada yang sulit kok, kamu kan sudah punya basicnya dan ide tugas akhirmu juga hampir mirip dengan proyek kampus, mengapa ngak proyek kampus itu aja yang kamu jadikan Tugas akhirmu” kata Bu Dospem sambil tersenyum.
“dalam hal ini, kamu dapat banyak keuntungan dan kesempatan dalam sekali jalan” kata bu dospem lagi dengan nada penyemangat.
“iya bu, akan saya usahakan” kata Ridho pasrah.
“oke kalau begitu, hal ini akan saya sampaikan ke pimpinan, dan sementara ini kamu tunggu saja hasil keputusan pimpinan” kata Bu Dospem sambil menyerahkan kembali sebuah buku tebal kepada Ridho.
“iya bu, terima kasih” kata Ridho, yang kemudian memohon diri untuk meninggalkan ruang dosen.

Ridho berjalan menuju selasar, duduk diatas bangku kayu dengan tatapan muram. Diantara kegalauan pikiranya entah kenapa tiba-tiba saja terbayang tubuh sang dosen yang gemoy, yang tak biasanya memakai baju seketat dan sependek ini. Dan tiba-tiba ponselnya berdering membuyarkan lamunannya.

“ya.., ada apa Jen…?” jawab ridho segera.
“Do, gimana hasil konsultasimu sama bu Ida…” terdengar suara perempuan dari smartphonenya

Suaranya terdengar riang dan renyah di telingga, begitu juga dengan seraut wajah yang nampak dilayar ponselnya, cantik dengan senyuman yang renyah bak kripik kentang baru digoreng.

“ya begitulah….” jawab ridho lunglai.
“ya udah kalau gitu, kamu langsung ke kosan aku aja” seru si perempuan tersebut dengan tesenyum
Ridho hanya mengangguk pelan.
“oh ya do sekalian beliin nasi padang depan kampus ya” seru si perempuan itu lagi

Ridho segera meluncur keparkiran kampus mengambil motornya menuju ke warung padang depan kampus. Dan segera meluncur menuju tempat si perempuan ngekost.

Adalah Jenny teman perempuan ridho satu-satunya di kampus ini yang dibilang cukup dekat, meski ada juga beberapa perempuan lainnya namun ridho memang lebih dekat dengan Jenny. Ridho memang jarang bergaul meski ia sering ikut panitia penerimaan mahasiswa baru meski hanya jadi anggota tata tertib, sehabis kuliah ridho jarang sekali ikut nongkrong dengan sesamanya atau anggota panitia lainnya. Ia lebih memilih untuk bekerja daripada hanya sekedar nongkrong tak jelas, ridho bekerja sambilan pada sebuah proyek pembangunan di sekitaran wilayah kampunya meski hanya sebagai staf kecil-kecilan dan tak tercatat sebagai pegawai atau tenga kontrak tapi lumayanlah untuk menutup kebutuhan hidup ridho sehari-hari…..

Rido bertemu Jenny pertama kali saat ospek, waktu itu Rido adalah senior Jenny. Waktu ospek Jenny memang bandel dan sering melanggar tata tertib untuk tidak memakai baju berkategori seksi dan terbuka selama ospek, dengan aturan tersebut Jenny sering memprotes aturan tersebut karena tidak jelas dan ambigu. Karena tidak menjelaskan kategori baju seksi dan terbuka itu yang bagaimana?, sehingga Jenny cuek aja dan sering memakai baju-baju seksi dari yang ketat, transparan hingga bh dan belahan dadanya terlihat jelas, atau lengan bajunya yang terlalu pendek dan lebar sehingga ketiaknya yang mulus dan berlipat terlihat jelas.

“cemen amat jadi cowok, masak cuma lihat ketek doang sudah pada ngaceng semua!,” begitu kata-kata Jenny saat diperingati oleh sang senior.

Dan waktu itu hanya Ridho lah satu-satunya senior yang mau didengar oleh Jenny, Ridho tidak hanya sekedar marah-marah memojokan, namun tegas dan tetap menjaga kesantunan.

“Jen, ini bukan soal kelihatan ketek atau bahkan dadamu sekalian. Bukan….?”,
“namun ini soal peraturan yang sudah disepakati, dan peraturan dibuat tidak mungkin tanpa alasan”.
Jenny pun mengeryitkan dahinya
“ngak ada yang ngelarang kamu pake baju apapun, itu hak kamu..”
“tapi nanti setelah kamu resmi jadi mahasiswa, terserah dengan apa yang akan kamu pakai dan tidak ada orang yang melarangmu lagi. Karena kamu sudah dianggap cukup dewasa untuk bertanggungjawab atas dirimu sendiri” jelas ridho.
“tapi hari ini, kamu belum punya kedewasaan itu”
“percayalah, nanti setelah kamu mengikuti semua rangkaian acara kegiatan ini. Kuliah satu atau dua semester lagi kamu akan bisa merasakan sendiri, apa yang kamu kenakan itu memang muncul atas kehendakmu atau hanya sekedar untuk pamer bahwa kamu punya badan bagus” jelas ridho

Jenny hanya terdiam, tak sepatah kata bantahan pun keluar dari mulut mungilnya, bibirnya yang manis dan kemerahan diam tak bergerak.

“ya sudah, kamu kembali ke kelompokmu dan jangan membantah lagi” tegas Ridho sambil memberikan sebuah jas hitam kepada Jenny.
Jenny mengangguk dan celingukan dengan muka memerah….
“oh kebetulan semalam aku ada acara kampus resmi, yang mengharuskan pakai jas” jelas ridho
Jenny pun kembali ke barisan kelompoknya.

Dan kegiatan ospekpun berjalan lancar, meski jenny sudah menaati peraturan namun karena sifatnya suka membantah sering membuat para senior agak gemes dengan maba satu ini.

“hebat kali kau ridho, bisa menaklukan si toge pasar nan judes itu hanya dengan kata-kata bijakmu?”
“toge…siapa cok….maksudmu?” balas ridho.
“alah…, tak usah lah kau kura-kura dalam perahu” kata sang senior sambil tersenyum.
“ah kau ini, kebetulan aja kali cok, yang masih bandel juga masih banyak” balas Ridho.
“yah….. tapi yang ini beda, aku bisa lihat dari sorot matamu saat melihat si kembar yang ia bawa…….ha…ha….ha……” seru sang senior.
“dasar kau,…. otak mesum….” balas ridho.
“hahah….haha….ya wajarlah itu, semua lelaki juga akan sama pikirannya” saut sang senior
“tapi benerkan, meski judes tapi menarik kan….., secara ia cantik, body bagus, apalagi duo kembarnya itu bikin naik turun tak karuan…….hiiihii….” seru sang seniornya lagi sambil tertawa.

Ridho berlalu tak memperdulikan ocehan sang senior. Dan ngak ada yang salah sih sebenarnya dengan Jenny, selain parasnya yang memang cantik dia juga punya badan bagus sepasang boobsnya juga lumayan gede, bulat, kenyal namun pas dan serasi di dadanya. Rasanya ya wajar-wajar aja kalau dia mau pake baju apapun bahkan yang tertutup sekalipun keseksian tubuhnya akan tetap terlihat.​———-​
Ridho pun sampai di parkiran tempat Jenny ngekost, tak lupa ia menyapa sang satpam penjaga kosan jenny.
“pagi jelang siang pak” sapa Ridho dengan sopan.
“eh kau ridho, lama kali kau tak kesini” balas pak satpam.
“iya pak, sibuk urusan kuliah” balas Ridho.
“eh omong-omong, kau ke tempatnya Jenny kan?” seru Pak Satpam.
“ya iyalah pak, masak ke tempat lain” balas Ridho.
“ya aku kira, kau sudah ngak sama Jenny lagi. soalnya sudah dua minggu ini kau tak nginap di tempat Jenny seprti biasanya dan malahan kemarin malam ada cowok ke tempat Jenny tapi ngak sampai pagi sich” terang Pak Satpam
“oh itu Tunangannya kali pak” balas Ridho.
“oh…” gumam Pak Satpam.
“oh ya do, hari ini kamu mau sampai malam atau sampai pagi di tempatnya Jenny, biar nanti motor kau bisa Bapak atur” kata Pak Satpam kemudian.
“oh ngak sampai malam kok pak, ya paling sampai sore aja….” Balas Ridho.
“baik kalau begitu, dan jangan lupa pintu kamar kau kasih tanda, kalau kau dan jenny ada rencana buat begituan biar tidak ada yang ganggu” kata Pak Satpam sambil tanda petik dua dengan dua jari dikepalanya.
“tapi omong-omong adakah rencana itu” kata pak satpam lagi sambil tertawa.
“yach….., ntar bapak ngintip lagi?” bals ridho sambil tertawa juga.
“yaelah anak muda, bapak sudah kenyang soal itu”
“Ya sudah sana, kau lepaskan hasratmu itu, mumpung masih muda puaskan hasratmu”
“biar bapak jaga motor kau” kata Pak Satpam
“ok bapak,” seru Ridho meninggalkan pos satpam menuju kamar jenny.

Sambil melangkah santai Ridho memperhatikan Deretan kamar-kamar yang dikiri kanannya dengan berbagai macam penghuninya yang kebanyakan memang mahasiswa. meski kosan ini adalah kosan perempuan namun disini sama sekali tidak ada jam malam alias bebas 24jam terbuka.

Semakin kedalam pintu kamar kebanyakan sudah tertutup berbeda dengan kamar-kamar dekat gerbang utama yang kebanyakan terbuka. Di beberap akamar yang pintu tertutup ada banyak penanda yang menyatakan bahwa yang empunya kamar sedang sibuk tidak ingin diganggu dengan kata-kata unik mulai dari yang umum seperti ”jangan diganggu” sampai dengan yang unik seperti “jangan diganggu lagi bercinta”, “lagi making love please jangan ganggu”, “sedang bercocok tanam” atau ”lagi dapat jatah bathin jangan diganggu” dan kata-kata unik lainnya. Selain kata-kata unik, disetiap kamar yang memasang tanda tersebut juga terdengar suara erangan, jeritan dan rintihan perempuan dari yang terdengar lirih hingga keras terdengar sampai ke keluar. Sekilas suara erangan, jeritan dan rintihan tersebut seperti suara perempuan yang sedang kesakitan karena disiksa. Namun nyatanya tak seorang pun ingin menolongnya, beberapa permpuan yang lewat dan atau yang sedang duduk-duduk di depan kamarnya juga tampak biasa saja dengan suara-suara jeritan tersebut meraka tampak ngobrol asik.

Beberapa perempuan berbaju tanktop tanpa BH dan bercelana pendek nampak tertarik dan memperhatikannya saat Ridho sampai di depan kamar Jenny

“eh masuk….masuk….” seru Jenny dengan girang saat membuka pintu dan langsung menarik tangan Ridho.
“jen ini nasi padangnya……..” kata ridho.
Jenny buru-buru langsung menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Dan melemparkan nasi padangnya kelantai.
“dah ngobrolnya nanti aja..” kata Jenny sambil merangkul leher Ridho dan melumat bibir Ridho dengan bibirnya.
“jen….” Kata Ridho melepas lumatan bibirnya. Sambil menatap mata besar jenny yang berbinar cerah dan tajam.

Ridho pun langsung menghujani leher Jenny yang jenjang dan berlipat dengan bibirnya, dan sesekali menjilatinya hingga ke belakang telinga jenny. Jenny yang saat itu mengenakan kaos model kemben tanpa bra memudahkan tangan Ridho untuk meremasi kedua Toket besar jenny sambil terus menciumi dan menjilati leher jenjang jenny. Puas dengan leher jenny, ridho mengalihkan bibirnya ke Toket Besar jenny, kedua toked jenny ia ciumi dengan lembut dan puttingnya yang kehitaman ia hisap dengan kuat. Dan Jenny pun melenguh keras, menjeritkan suara jeritan kenikmatan.

“ouuuh…..ouhhhhhhh…..ouuuu” jerit Jenny, jeritannya terdengar hingga keluar.

Beberapa penghuni kost yang kebetulan lewat hanya tersenyum,

“wah, baru kemarin malam dapat jatah. Eh dapat jatah lagi dasar toge pasar”
“babi…babi….” Seru salah satunya.
“ya baguslah, sering-sering dapat jatah. Bagus buat kesehatan rahim dan mood jadi bagus ngak senewen mulu” balas salah satunya.
“kenapa nyindir ya,”
“mentang-mentang yang lagi banyak dipejuhin rahimnya” balas salah satunya lagi dengan judes.
Dan keduanya tertawa.
“teman cowok kamu kan banyak ta, minta aja sama meraka, daripada kamu badmood mulu kayak orang gila” seru salah satu temannya sambil berlalu

Sementara itu, Sambil melenguh dan megeliat Jenny menarik tubuh Ridho keatas kasurnya, jenny terlentang pasrah membusungkan kedua dadanya membuka lengannya keatas memamerkan ketiak basahnya yang putih mulus denganlipatan-lipatannya yang lucu mengemaskan plus sedikit bulu tipis membentuk garis melintang. Jarang-jarang Ridho mendapati ketiak Jenny berbulu, mengingat Jenny sekarang bak seorang selebriti kampus yang sering didaulat oleh kampus untuk mengisi berbagai acara maupun promsi kampus, dulu jenny yang tak boleh pake baju tanpa lengan kini sehari-harinya tak lepas dari baju seksi dengan ketiak terbuka dan tentunya belahan dadanya yang toge.

Ridho segera mengalihkan cumbuanya ke ketiak Jenny, mengedus dalam-dalam aromanya yang menyegat seiring cuaca siang ini yang cukup panas, keharuman ketiak Jenny sudah mulai memudar. Namun tak menyurutkan hasrat birahi Ridho untuk terus mencumbuinya, puas menikmati aroma ketiak Jenny. Ridho pun menjilati kedua ketiak basah Jenny secara bergantian, tak ada yang bisa dilakukan Jenny kecuali pasrah, mengeliat, merintih dan menikmati cumbuan-cumbuan nikmat penuh hasrat dari ridho.

Puas dengan sekwilda Jenny ridho mengarahkan bibirnya kebawah sambil melepas kemben Jenny, dan menikmati perut dan pusar mungil jenny dengan bibir dan lidahnya, tak lupa ridho ridho memasukan tangannya kedalam rok Jenny yang sudah tidak bercelana dalam, mengelus-elus kedua paha jenny yang memang puith dan mulus sambil mencari lubang sempit berbentuk bibir namun tegak diantara kedua paha jenny, jennny pun membuka lebar-lebar kedua pahanya sehingga dua jari Ridho bebas memainkan bibir tegak jenny. Rintihan demi rintihan, jeritan demi jeritan Jenny tak terelakan lagi.

Puas memainkan bibir tegak jenny, ridho pun menyingkap rok jenny keatas dan membenamkan wajahnya diantara kedua paha jenny sambil menciumi dan menjilati bibir tegak jenny dengan bibir dan lidahnya. Sementara tanggannya terus mengelus paha dan memeremas toked jenny secara bergantian. Tak beberapa lama kemudian menyemburlah cairan bening dari bibir tegak jenny menyembur dengan deras membasahi wajah Ridho. Dengan jeritan keras jenny berhasil dibuat orgame squirting oleh Ridho.

“ahhhhhhh……ahhhhhh….ahhhhh….Dho…..aku….keluar……dho..” jerit jenny

sambil mengeliat jenny mendogakkan kepalanya sambil menyambak rambut Ridho, tubuhnya bergetar hebat dengan nafas terengah-engah

Setelah beberapa saat kemudian ridho segera melucuti celananya, mengeluarkan sang jagoan yang sudah mengeras bak batu dan memanjang hingga 20cm melebihi pusarnya, buru-buru Jenny meraih batang besar nan panjang itu, menggengamnya, mengocoknya pelan dan memasukannya kedalam mulut mungilnya.
Ridho pun terdiam menikmati kuluman demi kuluman mulut Jenny, sebenarnya ia ingin menjerit namun ia berusaha untuk tetap stay cool, cukup jenny sajalah yang menjeritkan jeritan kenikmatan karena itu lebih elegan dan memang sudah sewajarnya. dari pada dirinya yang harus menjerit yang mungkin akan terlihat sangat lebay. Jenny sangat menikmati aksi lolipopnya, dibandingkan dengan punya tunangannya kepunyaan ridho jauh lebih besar dan panjang dengan diameter hampir 5,5 cm dan panjang hingga 20cm membuat Jenny benar-benar puas ditambah dengan kekuatan sang jagoan yang tahan banting untuk tetap bergerak naik-turun apapun macam gayanya. Plus benih-benih cinta Ridho yang tak hanya kental dan banyak namun juga menyembur dengan kuat dan deras hingga berkali-kali.

Puas menikmati batang sang jagoan, Jenny kembali terlentang membuka lebar-lebar kedua pahanya sambil membimbing sang jagoan untuk memasuki bibir tegaknyanya sudah basah, begitu sang jagoan masuk dengan sigap Ridho langsung mengerakak pinggulnya naik-turu, dan Jenny mengangkat dan menyilangkan kakinya di pinggang ridho sementara tangan memeluk erat pundak ridho.

Dengan kuat, ridho terus menghujamkan batang jagoanya kedalam lubang sempit diselangkangan Jenny bukan saja kuat namun cepat, berirama dan stabil. Tidak seperti perempuan-perempuan lain bibir tegak Jenny memang lebih suka dihujam sang jagoan dengan kuat, cepat dan stabil. Untung ridho adalah pecinta sejati sehingga cukup kuat dan bisa mengatur temponya sehingga 5-6menit tanpa berhenti. Dan dalam waktu itu jenny bisa berorgame 7-14 kali dalam semenit baik orgasme biasa maupun orgasme squirt.

“Dho kamu belum mau keluarkan..” kata Jenny lirih sambil tersenyu dengan nafas terengah-engah dan mata sayu.
Ridho hanya tersenyum melihat raut wajah cantik jenny yang kelelahan namun gurat kepuasan sangat nampak senyum manisnya.

“belum..” kata Ridho lirih sambil mencium kening dan pipi jenny yang merona kemerahan,

Ridho masih terus mengerakan batang sang jagoan agar tetap tegak.

Ridho yang tahu dan hafal dengan kesukaan Jenny saat bercinta, memang harus selalu menjaga staminanya. kalau tidak, bisa-bisa Jenny ngambek berhari-hari dan kejudesannya akan sangat mengerikan bukan hanya untuknya tapi berdampak pada semua.

Meski judesnya minta ampun apalagi kalau lagi pengen, Jenny banyak membantu ridho utamanya melobby para petinggi yayasan kampus agar ridho tetap bisa menyelesaikan kuliahnya ataupun urusan organisasi.

Setelah hampir setahun sejak keduanya bertemu mereka kembali bertengkar setiap kali bertemu meributkan hal-hal sepele, kebetulan Jenny juga ikut dalam kepanitiaan maba, maupun acara-acara di kampus dan menduduki posisi yang cukup tinggi dibanding Ridho yang hanya petugas tata tertib, dengan kecantikan, kemolekan dan kesupelannya dalam bergaul dan berkomunikasi, ia sering di daulat menjadi ketua sekaligus pembawa acara berbagai acara di kampusnya. Selain itu jenny juga ikut komunitas theater dan dalam beradegan pun jenny sangat totalitas, saking totalitasnya ia sering diprotes karena dianggap terlalu vulgar dalam berakting. Namun jenny tidak peduli dengan menyatakan bahwa kevulgaran dan totalitas berakting kadang perbedaannya sangat tipis, namun kalian sebagai penonton harus bisa membedakan dan menelaahnya itu baru penonton cerdas, ini theater bukan sinetron.

Namun seperti pepatah jawa timbulnya rasa karena sering bertemu, meskipun sering ribut lama kelamaan rasa diantara mereka berdua mulai tumbuh seiring dengan kebersamaan mereka. namun meraka juga sadar bahwa kebersamaan mereka tidak bisa lebih dari seorang teman. dan akhirnya Ridho dan Jenny sepakat untuk bercinta bukan karena cinta, namun menjaga agar hubungan baik mereka tetap terjaga dengan memendam rasa cinta mereka dalam-dalam tentunya.

Sudah hampir dua tahunan ini mereka rutin bercinta setidaknya dua-tiga hari sekali atau paling ngak seminggu sekali, dan kebetulan Tunangan Jenny sering lawatan keluar negeri hingga berminggu-minggu sehingga jatah asupan benih cinta pada rahimnya tentu saja kurang.

Untung saja dua mingguan ini Tunangan Jenny pulang ketanah air, jadi kejudesan Jenny masih sedikit terkendali. Namun melihat tingkah polah jenny dua minggu ini dikampus ia tak yakin Jenny sudah mendapat apa yang ia mau.

“kamu tenang saja, kapan pun kamu berhenti tinggal bilang saja” kata rido lembut sambil kembali mengecup pipi merah jenny disusul dengan kuluman nikmat pada putting tokednya yang kehitaman.

Jenny tersenyum riang sambil mengeliat manja, dan ridho pun kembali mengenjot selangkangan

“dho aku mau semuanya, sampai tak tersisa lagi” kata Jenny sambil merintih.

Dengan perlahannamun pasti, Ridho meningkatkan kecepatan naik-turun si jagoan, hingga sampai titik kesukaan Jenny dan kemudian menstabilkan kecepatan gerak si Jagoan agar tidak turun.

“ah…..ah……uhh….uhh…ihhhh…Dho…, terus ….dho…. terus…..” jerit Jenny dengan mata terpejam dan mulat terbuka. Sambil mencengkram pinggang ridho

Melihat jenny yang begitu menikmati, Ridho semakin bersemangat mempercepat genjotannya lebih cepat dari biasanya, terus dan terus hingga menit ke 6 Jenny masih sangat menikmati multi orgasme squirtnya, namun ridho masih terus bertahan hingga sampai titik batas kemampuannya ridho tak sanggup lagi bertahan dan…

“dho……!” jerit Jenny sambil menepuk dan meremas pantat Ridho.

Dengan lega ridho menghentikan genjotan pinggannya. Dengan nafas terengah-engah Ridho mengeluarkan batang si jagoan dari dalam selangkangan Jenny berdiri dengan kedua lulutnya ia mengangkat tubuh jenny dan membaliknya. Jenny yang sudha faham segera memposisikan tubuhnya dengan tengkurap dan menunggingkan pantatnya keatas, ridho tersenyum puas sambil menikmati keindahan lekuk pinggang dan bokong Jenny yang gempal dan curvy. Lubang matahari Jenny tampak jelas dengan kerutan-kerutan yang mengelilinginya.

“Jee…..” bisik ridho lembut ditelingga Jenny.

Jenny mengangguk.

“Dho bentaran aja ya….” Pinta jennny.

Ridho pun melumuri batang sang jagoan dengan cairan pelumas khusus untuk selangkangan, dan setelah dirasa cukup ridho measukan batang si jagoan kedalam lubang matahri di pantat Jenny.

“ouhhhhhh…..do…….pelan aja dulu” pinta jenny lirih.

Butuh waktu agak lama hingga batang besar Ridho sampai ke dalam. Setelah semua batangny masuk ridho segera menariknya keluar dan kembali memasukannya secara berlahan dan perlahan gerakan masju mundur si jagoan bertambah cepat.

“ouuuuuh….dho……dho…..udah…..udah….” jerit Jenny

Tak sampai lima menit ridho mengeluarkan batang si jagoan dari dalam lubang pantat Jenny, membasuhnya dengan alkohol. Kemudian menocoknya pelan hingga si jagoan kembali mengeras dan memanjang dan kembali measukannya kedalam lubang tegak di selangkangan jenny

“ouhhhh….dho……dho..lebih cepet lagi,….dho” jerit jenny

Ridho kembali memperkuat genjotanya hingga kebatas maksimal, jenny pun kembali menjerit-jerit kenakan.

“do, udahan dulu ya aku lapar…….” kata jenny lirih dengan suara tertahan bantal.

Dengan sigap, ridho kembali memperkuat genjotanya hingga kebatas maksimal, jenny pun kembali menjerit-jerit kenakan. Hingga kepalanya mendongak keatas.

“dho…ouhhhhh…dho…ihhhhh…ahhhhhhhh” jerit Jenny
“ouhhh…dho….pejuhin..aku….dho…..aku…..pejuhin…aku” rengek Jenny keenakan

Dan akhirnya yang diharapkan jennny dan Ridho, keluar dengan semburannya yang keras dan deras hingga beberapa kali kedalam selangkangan Jenny, jutaan benih-benih cinta ridho yang panas, kental dan banyak itupun menyembur memenuhi dan mengisi setip relung rahim Jenny.

Rido pun ambruk diatas punggung Jenny, dan jenny pun tersenyum bahagia.
Setelah beberapa menit kemudian, Ridho bangkit dan terduduk. Dengan tangkas ridho mengambil tisu dan mengelap selangkangan Jenny dengan telaten, sembil tersenyum meyaksikan lelehan-lelehan benih cintanya yang keluar dari bibir tegak Jenny.

“dah….” seru ridho sambil menampar pelan bokong Jenny.
“Makasih…..” seru jenny

Jenny pun bangkit terduduk sambil tertawa puas, raut mukanya sekarang benar-benar cerah dan glowing.

Ridho pun masih sempat kembali meremas kedua toked besar Jenny sambil mengulum putting yang kehitaman, Jenny pun membalasnya dengan mengusap kepala Ridho dan mengecupnya dengan sayang. Tak lupa ridho juga kembali menciumi ketiak Jenny yang kelihatan masih basah. Kemudian kedua saling perpandangan mesra, Jenny kemudian beranjak dari kasurnya dan mengambil nasi padangnya tang sudah mendingin menaruhnya dimeja, menyalakan music dan memakan nasi padangnya dengan tubuh telanjang bulat dan berkeringat sambil menaikan salah satu lututnya keatas, sementara Ridho berbaring santai dikasur.

Melihat kelakuan Jenny saat makam, membuat ridho tersenyum geli

“do emang tadi bu Ida kasih saran apa” kata Jenny sambil menguyah nasi padangnya.
“ya, aku harus ikut terlibat di dalam project kampus tempat kita nanti KKN” balas Ridho.
“ya baguslah itu kan bisa jadi poin plus buat kamu, baru lulus sudah dapat pengalaman kerja” kata Jenny
“ya, kalau bukan karena lobby kamu ke dekan ngak mungkin aku dapat kesempatan ini” kata ridho sambil bangkit dan memeluk tubu berkeringat jenny dari belakang
“makasih ya Jen” bisik ridho lembut ditelingga Jenny sambil mengigitnya manja
Ridho kemudian mengecup lembut kening basah jenny sambil memainkan toked dan putting hitam jenny.
“ya sama-sama….” jawab Jenny sambil terus mengunyah nasi padangnya
Jenny membiarkan toge pasarnya, putting, paha dan selangkangannya kembali menjadi mainan tangan ridho.
“jen, persiapn acara pertunanganmu gimana. Apa ada yang bisa kubantu” kata ridho.
“ya kan masih enam bulan lagi, ya sehabis KKN sih baru aku pikirin lagi” balas Jenny
“kamu yakin mau tunangan trus nikah sama dia” lirih Ridho sambil mengelus perut ramping jenny.
“ya mau ngak mau lah do, namajuga perjodohan bisnis” kata jenny.
“padahal isi perutmu ini banyakan benih aku dari pada dia” kata rido sambil mengecup pundak jenny
“ya biarpun seadainya benih kamu jadi, aku pun juga ngak akan pernah nuntut kamu” seru jenny
“jenn, jangan gitu dong” kata ridho memelas
“realistis aja dech dho, emang kamu mampu bersaing dengan tunanganku di depan papa aku” seru jenny.
“nasib kan ngak ada yang tahu jen” balas Ridho.
“iya emang, tapi apa kamu mampu meyakinkan papa aku dengan kata-kata itu” sahut jenny.
“papa aku itu seorang yang realistis, butuh bukti bukan janji” kata Jenny.
“tapi itukan butuh waktu” seru ridho.
“iya aku tahu, makanya aku mau sama kamu, kamu itu beda, ya cuman nasib aja menjauhkan kita” kata jenny dengan mata berkaca-kaca.
“sudah-sudah kita sudah janji tidak membahas soal ini lagi, stop bicara soal perasaan kita bicara soal kenikmatan, kkn kita atau soal lain” kata Jenny sedikit marah.
Ridho terdiam untuk beberapa saat.
“do kamu ngak lapar apa, hampir sejaman lho kita ngentod” kata Jenny memecah keheningan.
“dah buat kamu aja semua, lihat kamu makan aja sudah buat aku kenyang” balas ridho sambil memuntir putting toked janny agak keras.
“ih…., jangan kasar dong” kata jenny pura-pura kesakitan.
“eh emang dua minggu ini tungangan kamu sering kasih jatah kamu” kata Ridho.
“ih jatah apaan, Cuma dua kali aja.” Kata Jenny sambil cemberut.
“lah dua minggu kamu kemana aja sih kontol, ngak tahu apa aku lagi banyak kerjaan butuh asupan semangat biar mood aku baik, eh malah menjauh, untung aja aku ingat hari kamu ada konsultasi sama ida jadi kamu ngak bis ngeles lagi” seru jenny.
“yach maaf, aku lagi banyak kerjaan buat menopang hidup” bisik ridho.
“ya senggaknya seminggu sekalilah” sahut jenny.
“lah emang jatah dari tunanganmu kurang” balas rido
“ya mau dibilang kurang ya itu tunanganku, mau dibilang cukup yang kenyataannya masih kurang” shut jenny dengan muka sedih
“lah emang kenapa, kurang puas” sahut ridho
Jenny hanya mengangguk.
“boro-boro satu jam, ini baru 1 menit eh udah keluar, mending yang dikeluarin banyak dan kental”
“lah ini sudah keluarnya cepet, dikit, encer cuma meleleh lagi keluarnya”
“bukannya bikin mood aku jadi baik malah bikin aku uring-uringan” kata jenny sambil menerawang.
“ya itu kan bisa diobati, bagaimanapun itu kan tunanganmu juga, kamu harus belajar menerima apa adanya” kata ridho menasehati
“la aku kan sudah menerima apa adanya, sampai aku mau ditiduri sama orang yang aku tak kenal, yang tiba-tiba datang sebagi calon suamiku”.
“kalau urusan yang satu ini, jujur do aku masih butuh waktu untuk menerimanya” seru jenny
“lah kan masih ada aku” balas ridho sambil tertawa.
Jenny tak berkata, hanya mengeliat memalingkan wajahny ke wajah ridho sambil cemberut
“eh dho, aku denger dari tasya kamu lagi pdkt sama si sarah ya” seru Jenny tiba-tiba
“Wah bagus tuh si anak soleh berhijab lagi, cocok buat kamu do” seru jenny lagi
Ridho hanya diam sambil memainkan putting hitam dan besar milik Jenny.
“hore Ridho, sekarang ridho punya pacar” seru jenny kegirangan.
“cocok apanya” kata Ridho lesu.
“eh jangan salah biarpun berhijab tapi kalau soal entod mengentod ya sama aja kali..” terang jenny.
“tinggal kamunya aja gimana caranya, kamu kan udah biasa sama aku, sama tasya, sama lina” kata jenny lagi.
“Ya beda kali jen….” Balas Ridho dengan musa sayu.
“la emang kamu mau terus-terusan ngetod sama aku, tasya dan lina” kata Jenny.
“ya mau aku juga gitu jen, emang masalah” balas Ridho.
“ya enggak sih dho, engak ada masalah sama sekali kita bertiga tuh tulus iklas lahir batin”
“Cuma masalahnya, kalau nanti kita nikah terus kamunya belum punya pacar, apa iya kita mau kucing-kucingan terus, kalau sekali dua kali sih ngak papa tapi lama-lama ketahuan juga kan”
Ridho hanya terdiam.
“bukanya aku ngak mau punya pacar cuman si sarah nich sudah didektin sama si akbar, si ganteng, anak orang kaya, anggota kehormatan senat nan religius ketua berbagai macam kegiatan keagamaan” kata ridho lagi.
“dan katanya sich si sarahnya sering ditiduri juga sama si akbar” kata ridho lagi.
“lah si bajingan itu lagi, fuih…” seru Jenny.
“wah kena pelet dalil, sama janji-janji manis pasti tuh si sarah!, kamu ngak tahu kan kalau dari semenjak aku ospek sampai sekarang dia masih ngejar-ngejar aku” seru jenny.
“lah bukanya bagus” saut ridho.
“bagus apaan dia deketin aku cuma pengen ngerasain toked sama memek aku aja, yach sorry lah”
“senakal-nakalnya aku, sesange-sangenya aku masih milih-milih buat nyerahin nich toket”
“ngak kayak dia yang katanya religius, tapi deketi cewek memaksa, kasar, pake dalil-dalil lagi, yach ngak mempan lah, malah tambah ilfil aku”
“kalau mau rusak ya rusak aja, jangan bawa-bawa yang lain” seru jenny
“wah, sepertinya aku salah satu yang cowok paling beruntung yang bisa merasakan dan menikmati toked indah yang idam-idamkan para lelaki”
“meski aku hanyalah seorang kere……Ha….h..ha” seru ridho tertawa sambil meremas bagian bawah toked Jenny dan mangangkat keatas.
“ih apaan sih kamu do” seru Jenny

Ridho hanya tertawa, sambil kembali meremas toked besar nan brutal Jenny dengan Gemas.

“tapi awas aja ya kalau kelakuan kamu kayak si akbar itu, ngak bakalan kamu dapat toked aku lagi”
“dan sekalian aja aku bilangin si tasya sama si lina” seru Jenny dengan tampang pura-pura marah.
“jangan dong, kalian toge-toge kesayagan aku, dengan siapa lagi aku menyusu kalau tidak dengan kalian” kata ridho sambil memelas.
“makanya buruan cari pacar, biar ada yang nyusuin kamu” tegas jenny
“ya tapi cari yang secantik dan setoge kamu kan sulit jen” balas ridho sambil terkikik.

“sebenarnya sich sarah deketin aku bukan karena beneran suka, walau sebenernya aku suka juga sih,”
“lah terus masalahnya apa”
“dia deketin aku biar dia satu kelompok dengan kita, kebetulan projec kampus sama juga dengan tugas akhirnya dia” terang ridho.
“lah bukanya jurusan dia, ekonomi…?,” sahut jenny sambil merapikan rambutnya keatas.

ketiak jenny yang terbuka pun kembali jadi sasaran bibir dan lidah ridho. Jenny hanya tertawa geli, dengan kelakuan ridho yang sefetish itu padahal tunangannya sama sekali tak pernah menyentuh ketiaknya ataupun lubang mataharinya

“yach dia mau ngambil dampak ekonominya bagi masyarakat dengan adanya project kampus” terang ridho.
“oh…” saut Jenny.

Ridho pun melepas pelukannya dan kembali ke kasur dan merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Sementara Jenny ke kamar mandi mungkin mau mandi setelah berkeringat usai bercinta pikir Ridho, namun nyatanya dia malah memukul perut ridho dengan bantal sekembalinya ia dari kamar mandi dan menyuruh ridho bangun.

“eh jangan tidur dulu kali, aku masih mau” seru jenny sambil memegang batang kemaluan Ridho.
“Eh…tapi…tapi..aku nanti ada undangan dari dekan” seru ridho.
“ngak peduli, kamu udah janji mau mejuhin rahim aku lagi sampai penuh..!” seru Jenny dengan muka merah.

“ya sudah….ya sudah….sini…sini….sayang.” Kata ridho penuh kasih sayang

Ridho pun kembali memeluk tubuh telanjang jenny dengan mesra, dan jenny pun tersenyum riang sambil menatap wajah.

Ridho pun kembali mencumbuinya mulai dari kepala, leher, dada, ketiak, perut dan tentu si bibir tegak jenny. dan setengah jam kemudian Jenny meminta ridho untuk menumpahkan jutaan benih-benih cintanya ke dalam rahimnya. Yang untungnya masih cukup banyak, hingga tak tersisa lagi saat Jenny kembali mengejotnya dengan posisi wot.

Usai menikmati ejakulasi dan orgasmenya Ridho terkulai layu tak berdaya dan tertidur sambil memeluk tubuh indah Jenny, dan tentunya di sambut hangat oleh Jenny.

Sore harinya Ridho terbangun, dan jenny sudah tidak ada dipelukanya. Ia membuka pesan wa di smartphonenya, ada pesan dari Jenny yang tak tega membangunkanya karena tidurnya sangat nyenyak dan ucapan terima kasih karena sudah membangkitkan moodnya kembali yang hilang selama dua minggu ini.

Tak butuh waktu lama dengan urusan kamar mandinya, Ridho kembali ke kampus untuk menghadiri undangan rapat dengan para petinggi untuk dengar pendapat tentang konsep project kampus di desa tempat berKKN apakah ia layak untuk terlibat atau tidak, dan sengaja dibuat dadakan untuk menguji kesiapan Ridho. Meskipun benih-benih cintanya sebagai energi kreatif sudah dikuras habis oleh jenny, untungnya ia masih bisa berpikir dan berkreasi. Dan para petinggi kampus pun memutuskan ridho bisa terlibat dalam proyek kampus dan masa studinya untuk mengerjakan tugas akhir diperpanjang.​

dan cerita pun berlanjut…

Usai menghadapi para petinggi kampus, ridho pun keluar dari fakultasnya menuju fakultas Jenny dan langsung ke tempat biasa Jenny berada, apalagi kalau bukan gedung theater. Disana ridho menemukan Jenny sedang berlatih fragmen yang akan dipentaskan pada saat nanti acara pelepasan KKN.

Dengan gemulai Jenny mengeliatkan tubuh indahnya berirama dengan alunan musik intrumental. Jenny mengenakan kaos hitam ketat berlengan pendek dan secarik kain batik melilit pinggangya yang ramping berlekuk hingga ke bawah mata kakinya, ketiaknya kini sudah kembali ke mode glowing seperti biasanya tanpa hiasan bulu-bulu tipis nan seksi……

dan cerita pun berlanjut…

Usai menghadapi para petinggi kampus, ridho pun keluar dari fakultasnya menuju ke fakultas Jenny dan langsung ke tempat biasanya, apalagi kalau bukan di gedung theater. Disana ridho menemukan Jenny sedang gladi bersih yang rencananya akan dipentaskan nanti pada saat KKN.

Dengan gemulai Jenny mengeliatkan tubuh indahnya serirama dengan alunan musik intrumental. Jenny mengenakan kaos hitam ketat berlengan sangat pendek dan secarik kain batik melilit pinggangya yang ramping berlekuk hingga ke bawah mata kakinya, ketiaknya kini sudah kembali ke mode glowing seperti biasanya, cantik, sensual dan seksi.

Beberapa maba yang baru saja selesai diospek nampak termanggu-manggu dengan tatapan mesumnya yang Tampak berbinar, saat meyaksikan gerak gemulai tubuh Jenny.

 

“wah gila nich ….. Ternyata nich bocil-bocil pada ngaceng semua…” guman ridho.

 

Ridho pun keluar dari gedung teather, sekedar untuk menormalkan kembali batang besar nan panjangnya yang sedari tadi mengeras.

 

“bisa-bisanya aku masih ngaceng aja, padahal hampir tiap hari aku ngentodtin dia” guman Ridho dalam hati

 

Sampailah kemudian seorang perempuan berhijab pink menghampirinya,. berhijaber yang akhir-akhir ini kehijabannya mulai berubah menjilbobs, meski pesona bobanya belum bisa menandingi bobanya si Jenny. Tapi ridho juga tak akan bisa menolak jika dikasih heee….heee…hee.

 

“Dho gimana, apa aku dan akbar boleh gabung ke kelompok kalian….?” rengek Sarah.

“lah apa pula ini, kok sekarang ada si akbar yang pengen gabung” guman Ridho sebal dalam hatinya.

”yach aku rundingan dululah, sama kelompok dan asisten pendamping kkn” jawab Ridho.

”oke …, tapi secepatnya ya?, kamu kasih kabar …..”

”soalnya waktu kita tinggal tiga minggu aja buat persiapan” balas Sarah.

 

Ridho mengangguk.

 

”eh sebentar…sebentar, bukannya kamu anak teknik ya, kok nongkrongnya disini….” seru sarah.

”lah kamu juga……, Anak Ekonomi kenapa disini juga….” seru Ridho membalas.

”he…he….he…, aku lagi nemenin akbar soalnya, dia kan jadi seksi perlengkapan acara seni sabtu besok, ditunjuk langsung dari kampus” jawab sarah.

“oh…” jawab ridho kecut,

”ah…lagi-lagi akbar….” Guman Ridho lagi dalam hati

”kamu sendiri, pasti lagi mlototin si Jenny khan….”

”ya kan…..!” seru sarah kemudian, sambil nyengir.

 

Ridho hanya mengaruk-ngaruk kepalanya yang tak gatal sambil tersenyum.

 

”yach udah …. aku duluan ya, jangan lupa kabar baiknya…!” seru si sarah sambil berlalu pergi.

 

Semenit kemudian muncullah si Jenny, yang langsung manghampiri Ridho, memeluk dan mengeliat manja dipundak ridho.

 

”dho tumben kamu mau nongkrong disini, biasanya kan kamu ngak mau” kata Jenny sambil menaruh dagunya di pundak Ridho.

”yach lagi pengen aja” balas ridho.

”eh bukannya itu tadi si sarah yach…….!” seru Jenny sambil menunjuk.

”iya …. ” balas ridho.

”wah asyik nich, janjian kencan ya …..!” seru jenny tertawa manja sambil menaikan rambutnya keatas dan mengucirnya.

 

Ridho terdiam Sejenak, sambil menatap ketiak mulus Jenny.

 

”kenapa dho……mau lagi ya….hi…hi…. ayuk dah kalau gitu…?” cletuk Jenny manja, sambil tertawa riang, sambil mengoyangkan dua bulatan besar didadanya kekiri dan kekanan.

 

Ridho hanya nyengir, menikmati moment indah dan juga kerenyahan tawa Jenny.

 

”tadi si sarah nanyain apa kelompok kita masih bisa nambah anggota” kata Ridho setelah Jenny menyelesaikan tawanya

”waduh…!, aku kan sudah daftarin anggota kita, kemarin”

”maaf tadi aku belum sempat bilang, habis lagi keenakan sama kamu” balas Jenny sambil terkikik

”hmmmm….” guman Ridho.

”tapi kamu beneran yakin, semua akan baik-baik saja kalau dia gabung ke kelompok kita” kata Jenny serius.

 

Ridho hanya termenung, sambil mengangkat bahunya

 

”ya udah besok aku tanyain ke koordinator KKN, kali aja masih bisa di lobby pake ini” seru Jenny riang, sambil kembali mengoyang kedua boba besarnya kekanan dan kekiri.

”o ya dho, sore ini kamu mau kemana. Anterin aku pulang dong” rengek Jenny.

”ah ngak ah ….. , paling mau kau kuras lagi nich aku punya …..” seru Ridho, sambil menatap selangkangannya.

”yach Ridho….., kita kan sudah sepakat….” rengek Jenny sambil menempelkan kepalanya didada Ridho dan mengelus pahanya Ridho.

”sepakat sih sepakat, tapi kalau begini terus capeklah aku….” kata ridho, sambil memencet hidung macung Jenny dengan gemas

 

Sementara jenny kembali tertawa riang sambil memeluk tubuh ridho, dan ridho pun membelai lembut rambut panjang Jenny. Sejenak kemudian suara notifikasi smartphone jenny berbunyi, memecah kemesraan mereka.

Jenny segera mengambil smatphonenya dan membuka pesan wa, yang berisi ajakan dari sang tunangannya untuk jalan, dan mengabarkan pula bahwa dia sudah ada di parkiran kampus.

 

”ya udah sana….!” suruh ridho.

Akhirnya mereka berdua pun beranjak dari kursi di lorong koridor yang mulai sepi, karena sang surya mulai tengelam diufuk barat, mereka berjalan bergandengan tangan sambil tertawa bahagia seolah dunia milik mereka berdua.

Sesampainya di parkiran, mereka segera melepaskan gandengan tangan mereka dan memisahkan diri menuju jalan masing-masing. Ridho pun sempat melihat sang calon suami Jenny yang ternyata 180 derajat perbedaannya dari dia. dengan galau Ridho hanya bisa menatap Jenny yang tengah duduk di kursi empuk mobil mewah sang calon suami. Dengan langkah gontai ia menuju ketempat motornya terparkir, sambil teringat kata-kata jenny untuk tak bersaing dengan calon suaminya yang jelas-jelas bagaikan langit dan bumi.

Harapannya untuk dapat segera mendapatkan sosok sempurna yang sepadan dengan Jenny, Lina dan Tasya memang tak segampang itu. Dengan kondisinya saat ini, bisa kuliah saja sudah cukup mewah apalagi kini tengat waktunya menyelesaikan tugas akhir kian menipis. kalau bukan karena bantuan mereka bertiga, ridho tak tahu lagi harus bagaimana.

Kemudian ridho pun teringat dengan tasya dan lina, dua teman perempuanya. Sudah dua mingguan ini ia juga belum bertemu mereka.

 

“dah dua minggu ini aku belum ketemu mereka” guman ridho dalam hati

……………​
hari pun berganti ………,

Sang surya pun kembali memancarkan sinarnya dari ufuk timur, dan ridho pun sudah ada di jalan dengan motornya memecah keramaian agar bisa sampai kekampus seawal mungkin. Pagi ini ridho kembali menemui Dospemnya untuk bekonsultasi tentang perubahan proposal tugas akhir yang akan ia ajukan.

 

”oke dho bagus konsepnya” gumam sang dospem.

”bagaimana kalau pertengahan minggu depan kamu seminar proposal” kata sang dospem.

”persiapan KKNmu sudah fix juga kan Dho?” kata Dospem lagi.

”sudah bu..” jawab ridho mantap.

”oke kalau gitu, kamu tinggal daftarkan aja proposalmu ini ke Admin Kampus” balas sang Dospem

”ngak ada Revisi bu” balas Ridho.

”yach…. entar aja pas seminar, biar dosen-dosen lain kasih masukan juga” kata Dospem lagi

“siap bu” seru Ridho.

“Yach udah, sementara ini itu saja dari ibu”

“oh ya do, omong-omong kamu kerja paruh waktu juga di proyek kampus sebelah” lanjut sang dospem bertanya.

“eh iya bu cuma staf kecil-kecilanya aja kok bu” jawb ridho.

“yach gak masalah itu, bagus malahan Lagian semua kan dimulai dari yang kecil kan”

”lama-lama ntar jadi gede juga kan dho” seru bu dospem.

”yach kalau sering-sering diasah dan dikocok lama-lama gede juga kan dho” gumam Ibu Dospem lirih.

”eh apanya yang dikocok bu” balas ridho.

”eh anu,……. maksunya ibu ilmu kamu harus sering diasah biar selalu update” jawab bu dospem gelagapan dengan muka memerah.

 

“oh…” gumam Ridho

”dah sana kamu siapin aja presentasinya buat seminar minggu depan”

“siap bu” seru Ridho.

 

Seperti biasanya sehabis berkonsultasi, Ridho duduk di kursi kayu panjang yang ada di lorong koridor depan ruang Dosen sambil mengamati lalu lalang para mahasiswa. Dan berharap satu atau dua dari mereka muncul, meski hanya untuk sekedar ngobrol sana-sini sebagai pelepas lelah tak apalah.

 

”hey kak, akhirnya ketemu juga, baru mau konsultasi atau sudah selesai konsultasinya” seru seorang perempuan manis dengan wajah campuran local dan oriental dengan riang.

 

Meski dua gumpalan boba didadanya tak setobrut Jenny, ya mungkin separuh ukurannya darinya tapi masih bias dikategorikan sebagai toge, kalau jenny jelas toge pasar/brutal kalau ini perempuan ya toge warungan lah kira-kira ….., kalau soal lekukan sih ya sebelas dua-belaslah dengan Jenny, cuman ini perempuan agak lebih ramping.

Lina, perempuan manis yang pertama kali Ridho temui saat ospek setahun setelah dirinya bertemu dengan Jenny. Waktu itu Lina dan Tasya sering kena bully dari teman-teman sekelompoknya, sebab mereka selalu kena hukuman para senior yang mana kelompoknya juga harus kena dampaknya, karena mereka berdua keseringan telat. Sebagai mahasiswi baru Tasya dan Lina memang sengaja hanya diberikan jatah uang pas-pasan oleh orang tuanya dengan maksud agar lebih mandiri dan dapat mengatur keuangan, sehingga mereka harus mengambil kosan yang agak jauh. Berbeda dengan Jenny yang pasti akan melawan, Tasya dan Lina justru memilih diam, mengalah dan menerima sehingga dia jadi bulan-bulanan kelompoknya. Sehingga keduanya hingga kini menjadi bestie yang selalu seiya dan sekata.

 

“hai lin, kangen juga nich kakak sama kamu” balas Ridho dengan senyum lebar.

“ihhh…gombal…..” Balas Lina sambil menyibirkan bibir merahnya kearah ridho.

 

Ridho pun tertawa, sejenak ruwetnya urusan tugas akhir menjadi hilang.

 

“ih …., kak ridho jahat dech, masak cuman jenny aja sih yang diperhatiin, udah bosan ya sama kita berdua?” seru Lina dengan bibir mayun sambil mengembungkan kedua pipinya.

”ih mana bisa ….., cewek secantik kalian begitu aja aku upakan” balas ridho.

”nyatanya, dua mingguan ini kakak sama jenny mulu” kata Tasya dengan nada kesal.

”ngak juga kali Lin….., kakak itu beneran sibuk ngurus kerjaan, KKN, proposal TA”.

“lagian aku ketemu jenny, juga baru dua hari yang lalu” balas ridho sambil membelai rambut panjang lina yang panjang tergerai kebelakang telinga.

 

meski wajah Lina masih saja cemberut, namun hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga yang bermekaran.

 

”ya sudah ….. jangan cemberut lagi , berhubung sekarang kakak ada waktu, terserah dech kamu mau ngapain kakak ngikut” kata ridho kemudian.

”ih kok terserah sih ….. , harusnya kakak dong yang langsung bawa aku, kemana kek…., ke mall kek…., makan kek…., ke hotel kek…., langsung ke kosan juga ngak papa” seru Lina dengan nada kesal.

”lah aku kan diasrama kampus manis, ngak boleh lah bawa cewek….?” balas ridho lembut, sambil mengacak-acak kembali rambut Lina.

 

Yang membuat tampang Lina pun semakin cemberut.

Ridho kemudian menarik tangan Lina untuk beranjak dari kursi panjang yang mereka duduki, meraku pun berjalan beriringan menuju lobby kampus. Sepanjang perjalanan menuju lobby, Ridho mengengam jemari tangan Lina sambil mengelus punggung tangannya yang mulus dengan jempolnya. Lina yang sebenarnya suka, pun pura-pura masang muka masam. Ridho hanya tersenyum, Lina pun memalingkan wajahnya agar rona merah di pipinya tak kentara. Ridho yang tahu pun hanya diam sambil terus melakukan aksinya.

Aksi romantis itu pun segera mereka hentikan sesampainya di lobby kampus. Karena banyak teman-teman ridho maupun Lina yang sedang berkumpul, agar tidak terjadi kehebohan. Lina pun segera bergabung dengan teman-temanya, sementara Ridho menuju atm dan mengambil sejumlah uang. Tak lama kemudian Lina pun menyusulnya ke parkiran kampus.

 

“Lin, kita ke hotel aja ya” kata ridho lirih diantara banyaknya mahasiswa yang lalu lalang.

 

Lina pun menarik tangan ridho menuju ketempat yang agak sepi kemudian mengambil smarphonenya dan menempelkanya ke telinganya.

 

“halo mbak, apa siang ini apa mbak mela jadi pergi” kata Lina lirih.

“iya lin, kenapa?” jawab seorang perempuan dari smartphonenya.

“enggak mbak, cuman mau pinjam kamarnya aja sebentar” balas Lina.

“lah kosan kamu kenapa Lin,” sahut perempuan tersebut.

“anu mbak, kosan Lina sekarang agak ketat mbak soalnya. Biarpun siang hari juga” balas Lina.

“ouh…. Mau ngewek ya kamu lin” sahut si perempuan.

“iya mbak…..he…he…he,” sahut Lina terkekeh.

“lah bukannya tunangan kamu lagi diluar kota” balas si perempuan bernama mela tersebut.

“Dasar ya kamu …. !” sahut si perempuan itu kembali.

“ya gimana lagi mbak, dah dua minggu ini belum dipejuhin sama Tunangan. Bete lah aku mbak” jawab Lina dengan nada disedih-sedihkan

“ya udah kalau gitu, kuncinya aku taruh diatas pintu …!”

“ingat ya, cuman sampai sore aja ngak lebih”

“jangan lupa, nanti spreinya langsung diganti dan langsung masukan ke laundry”

“dan jangan lupa juga pakai pengaman, biarpun ngak nyaman tapi kan aman. Kasihan tunangan kamu kalau sampai keluar di dalam, masak iya dia harus membesarkan investasi orang lain.”

“ih mbak ini gimana sich, aku kan pengen dipejuhin masak pake pengaman” jawab lina kemudian.

“ya terserah dech ….. pokoknya jangan sampai jadi ya” sahut sang perempuan mengahiri percakapan.

“ya … ngaklah mbak ….” sahut lina.

 

Kemudian lina menutup samartphone, dan kembali tersenyum kepada ridho.

 

“kak, yuk ….!” seru lina.

“lah kemana kita Lin, ngak jadi ke hotel” seru Ridho.

“udah, kakak ikut aja” jawab lina.

 

Setelah mampir sejenak di warung makan kesukaan Lina, mereka kembali melanjutkan perjalanan menempuh jarak yang agak lumayan, dengan menelusuri gang-gang sempit. Hingga akhirnya mereka sampai ditempat tujuan, lina segera mengandeng tangan ridho menuju kelantai atas sebuah kos-kosan yang lumayan cukup besar. Dilihat dari tampang para penghuninya kosan tersebut kebanyakan dihuni perempuan yang berprofesi sebagai karyawan supermarket atau mall, staf kantoran, spg dan beberapa mahasiswi.

 

“lin kenapa kamu ngak cari kosan bebas aja sih, sampai harus minjem kamar segala” seru ridho.

 

Lina tak menjawab, hingga sampailah mereka berdua disebuah kamar yang tidak terlalu besar dengan kasur bereukuran sedang yang cukup muat untuk satu-dua orang, yang terletak tepat dibawah jendela dipojokan kamar.

 

“mau aku juga gitu kak ….., cuman yang sekarang papa yang milihin. Jadi ya mau ngak mau” jawab Lina.

 

Ridho pun terdiam.

Tanpa banyak berkata-kata lagi, Lina pun langsung membuka kaos sekaligus sport branya yang basah sambil menjulurkan lidahnya kearah ridho, seketika itu juga dua gundukan boba daging di dadanya yang basah tampak tersembul tanpa penutup, dengan lekukannya yang curvy bak kubah terlihat putih, mulus dan tentunya lembut. Begitu juga dengan Ketiaknya yang putih dengan bulu-bulunya yang tebal namun tercukur rapi membentuk garis lurus. tampak basah, dengan menebarkan aromanya yang menyengat dan khas, ridho pun kembali terdiam menikmati pemandangan indah di hadapannya.

Berbeda dengan ketiak jenny yang cenderung selalu tampil mulus tanpa bulu, kondisi ketiak Lina lebih lebat setiap harinya. Karena lina memang tidak pernah mencukurnya secara keseluruhan, Hanya sedikit saja yang dicukur supaya terlihat rapi. Hal ini memang bukan tanpa alasan, karena tradisi di keluarga Lina yang secara turun-temurun tidak memperbolehkan perempuan mencukur habis bulu ketiaknya sebelum dirinya menikah. Sama hal dengan bulu-bulu di kemaluannya juga tidak boleh dicukur hanya boleh dirapikan saja. Jika sampai melanggarnya Lina bisa dianggap sudah tidak perawan atau sudah menikah dan tidak boleh dinikahi oleh sesama marganya, dan bisa juga Lina dikeluarkan dari silsilah keluarga besarnya. Tak mengherankan jika Lina jarang memakai baju berlengan pendek saat di kampus, namun bila berada di tengah keluarga maupun komunitasnya barulah ia bisa mengenakan baju-baju terbuka semaunya, karena berbulu ketiak bagi perempuan yang masih belum menikah adalah hal yang biasa bagi keluarga dan komunitasnya.

Sama halnya dengan Jenny, lina sendiri juga sudah bertunangan dengan sesama marga dari komunitas keluarganya tentunya. Pertemanannya dengan Ridho juga karena rasa simpatinya yang besar kepada ridho saat ia mengikuti ospek ditahun pertamanya kuliah, sampai akhirnya rasa simpati itu berubah menjadi rasa sayang yang tak mungkin bisa termiliki satu sama lain. Hingga akhirny Lina memutuskan untuk tetap menjaga rasa sayang dan pertemanan mereka dengan bercinta yang ditahun ketiganya ia kuliah. Sampai saat ini Lina cukup rutin bersetubuh dengan ridho sama halnya dengan Jenny, setidaknya dua tiga hari sekali. Untung saja ridho dianugerahi stamina yang lumayan bagus untuk bisa bercinta setiap hari tanpa kehilangan kemampuannya untuk menyemprotkan benih-benih cintanya yang tidak hanya banyak dan kental namun juga dengan semburannya yang deras, sederas jet shower. Sama halnya dengan jenny, lina juga suka hal yang demikian.

Sambil tersenyum manis, lina mengulurkan kedua tangannya. dengan sigap Ridho segera menyambutnya, memeluk erat pinggang indahnya sembari duduk di tepian kasur. Mendudukan bokong gemoy lina diantara selangkangannya. sembari meremas dua ganjalan padat nan empuk dibawah pinggang lina, sembari ridho membenamkan wajahnya diantara dua bulatan daging padat sambil menghirup aroma tubuh lina dalam-dalam. Disusul kemudian dengan jilatan-jilatan gemas pada kedua putting susu lina dipadu dengan remasan-remasan lembut pada kedua payudaranya secara bergantian. Lina mengelinjang keenakan sambil merintih pelan sambil mengacak-acak rambut ridho. Puas dengan kedua payudara lina, Ridho mengarahkan mulutnya kearah ketiak Lina. Lina yang tahu akan kefetishan Ridho, segera mengangkat kedua lengan keatas dan menaruhnya diatas kepalanya. Sehingga ridho bisa leluasa menciumi dan menjilati ketiak berbulu lina sepuasnya. Sambil menjilati kedua ketiak lina, beberapa kali Ridho menghirup aroma ketiak lina dalam-dalam yang meskipun cukup menyengat namun aromanya memanga agak berbeda dengan aroma gadis-gadis keturunan local lainnya.

Ridho memang sangat bersyukur dan merasa beruntung bisa menikmati tiga bidadari cantik yang tak hanya memiliki tubuh indah namun juga memiliki aroma sangat mengairahkan.

Puas menikmati aroma keringat di ketiak Lina, ridho pun membaringkan tubuh ramping Lina ke atas kasur dan menarik celana jean lina sampil kembali mencucup dan menjilati kedua putinng lina yang mulai mengeras kemerahan sampai mencuat keatas. Usai melempar celana jean Lina, ridho pun segera mencumbui lubang sempit berbulu tebal di selangkangan Lina yang tumbuh lebat hingga ke pusarnya dengan menciumi dan menjilatinya, tak ayal lagi Lina yang sudah bergairah sedari tadi pun menjerit merasakan kenikmatan tak terhingga. Tubuhnya mengelinjang dan bergetar hebat dengan jeritan-jeritan yang terdengar begitu pilu namun mengairahkan.

 

“ah….ah…..oh….uh…….Kak…., terus kak….lina mau keluar kak” seru Lina.

 

Saking bergairahnya, tak butuh waktu lama bagi Lina untuk mengapai orgasme squirtnya yang pertama. Ridho merebahkan tubuhnya kesamping Lina sambil memiringkan tubuhnya, mencium lembut kening lina dan kedua pipinya sambil tersenyum memandangi wajah manis Lina yang tengah sange.

 

“Kak, lina dah siap nich dikontolin” kata Lina lirih, sambil memegang batang kemaluan Ridho yang masih terbungkus celana.

“ngak mau dicipin dulu lin, biar agak licinan” sahut ridho kemudian.

Lina pun mengangguk dan bangkit membantu Ridho melepas baju dan celana ridho, begitu celana dalam ridho terlepas sang rudal king milik Ridho yang memang lumayan besar dan panjang dari ukuran normal rata-rata lelaki di negeri ini langsung mencuat tegak ke atas, Tidak hanya besar dan panjang namun juga sangat keras membuat Lina terpana melihatnya.

Sambil berlutut lina pun mengengam batang besar tersebut, mengocoknya pelan, dengan penuh kasih sayang lina pun menciumi ujung kepalanya sambil dijilatinya lubang kecil yang ada diujung kepala batang kemaluan ridho, segera Lina pun memasukan ujung kepalanya kedalam mulutnya dan menghisapnya secara perlahan hingga sampai ke kerongkongannya. Kemudian perlahan mengulumnya keluar masuk kedalam mulutnya. Ridho yang tahu akan kemampuanya dalam menahan ejakulasi pun membiarkan lina menikmati batang kemaluan sesuka hatinya, sambil tetap terdiam menahan rasa nikmat tak terperi dari kuluman dan jilatan lidah lina pada rudal kingnya.

Puas menikmati batang rudal king ridho, dalam posisi masih berlutut lina memutar tubuhnya dan menunggingkan pantatnya tepat ke selangkangan ridho. Ridho segera tanggap dan langsung memasukan batang kemaluannya kedalam lubang sempit diantara pantat gemoy lina. Lina pun meleguh nikmat sambil mengoyang pantatnya maju mundur sambil sesekali memutar. Tak mau kalah ridho pun langsung tancap gas memaju mundurkan batang kemaluanya mengesek tiga titik kenikmtan Lina (bibir vagina, klitoris dan mulut rahim) secara bersamaan secara konsisten dan teratur tanpa jeda hingga batas kemampuanya terlewati. Satu titik saja sudah bisa membuat perempuan puluhan kali berorgasme apalagi ketiga-tiganya dan secara bersamaan.

Ridho memang sengaja selalu melakukan hal tersebut agar orgasme demi orgasme yang dirasakan Lina tetap terjaga tidak terputus.

 

“ah…ah….ah……ah……ouh…ouh…..kakak….terus kakak…..lebih cepet lagi kak……jangan berhenti” seru lina menikmati goyangan batang kemaluan ridho.

 

Ridho pun tetap konsisten mengoyangkan batang kemaluannya secara penuh, dengan kecepatan maksimal dan tak akan berhenti sebelum lina sendiri yang memintanya untuk berhenti. meski Lina terus menerus menjerit-njerit tak karuan dengan tubuh bergetar. Ridho tetap mengoyangkan batang kemaluannya secara penuh, bahkan lebih mempercepatnya lagi tak peduli dengan raungan dan jeritan lina yang sepintas seperti orang tersiksa, namun hakekatnya itu adalah titik ternikmat yang dirasakan Lina.

 

“ah…ah….ah……ah……ouh…ouh…..kakak….terus kakak…..Lina mau keluar lagi” jerit lina merasakan nikmatnya orgasme yang entah sudah keberapa puluh kali ia rasakan.

 

Meski sudah berpuluh-puluh kali orgasme, dari yang biasa sampai squirt. Begitu juga dengan bibir selangkangannya yang sudah mengencang dan meremas-remas. Namun lina belum memberikan tanda agar ridho menghentikan aksinya. Padahal batas kekuatan ridho adalah 5 menit untuk goyangan penuh dan cepat tanpa berhenti, sementara untuk goyangan biasa ridho bisa bertahan hingga 7 sampai 10 menit tanpa berhenti.

Namun ridho tetap bertahan, demi kebahagian dan kepuasan sang sahabat. Sampai akhirnya Lina tak kuat lagi menahan siksaan nikmat ridho dan kemudian menepuk lengan ridho sambil mencengkramnya dengan kuat. Ridho pun menhentikan aksinya.

“ah….kakak, kakak kuat banget…….lina sayang kakak” kata Lina lirih dengan mata sayu dan nafas tersengal.

Ridho tersenyum puas, sambil mencium leher jejang nan mulusnya Lina, sembari membisikan kata mesara ke telinga lina.

Kemudian Lina pun mengucapkan keinginannya yang belum pernah ia sampaikan kepada Ridho selama ini.

“kak…., kakak mau nganal patat aku ngak?” kata Lina lirih.

Ridho terkejut, karena baru kali ini Lina meminta rudal kingnya masuk lewat jalur belakang.

“emang kamu pernah dianal ……” sahut ridho

“ya pernah sih kak, baru beberapa kali aja kok”

“awalnya sih cuman penasaran, tapi kok ngagenin gitu rasanya, meski tak seenak lubang depan. Tapi kalau sekedar buat variasi,….. ya ngak papalah, asal jangan lama-lama aja” kata Lina lagi sambil terkekeh.

 

Diluar expektasinya, Ridho tak menyangka si anak yang kelihatannya polos ini ternyata brutal juga ya. jangan-jangan si Tasya juga begitu gumannya dalam hati,

 

“sama siapa lin, tunangan kamu ….” Seru ridho kemudian.

“bukan sih kak….,ya sama beberapa relasi bisnis online aku dan beberapa temen nongkrong aku” jawab lina.

“kenapa kak, kakak cemburu?” sahut lina kemudian.

Ridho mengelengkan kepalanya.

 

“ya maklum aja kak…, hari gini mau, bangun relasi apalagi dalam perbisnisan tanpa iming-iming gula-gula manis ya ambyarlah kak” sahut lina lagi.

“ya sebelas duabelaslah kayak hubungan kita”.

 

Ridho pun bengong sejenak, untung saja sang rudal kingny tak ikut ngambek. Karena kini kekerasanya agak sedikit berkurang

“Ya udalah kak, ngak usah dipikirin. Tetep aman kok nganal aku” kata lina memecah kebengongan ridho

“kalau kakak ngak mau ya ngak papa … sih” seru lina lagi

“iya-iya, kakak mau …” sahut ridho kemudian.

“ya udah, tapi jangan lama-lama ya kak…., cukup 3 – 4 menitan aja” kata lina, sambil memberikan pelumas kelamin merk vigel kepada ridho.

“trus jangan dikeluarin juga didalam ya kak” seru lina kemudian

“awas kalau sampai kakak keluarin di dalam” timpal lina, sambil meraih boyol plastik berisi semacam cairan bening warna biru.

“iya…., kamu tenang aja” jawab Ridho, sambil membuka tutup cub botol platik berisi cairan bening dan kenyal.

 

Usai mengoleskan pelumas tersebut keseluruh batang rudal kingya, dirasa cukup dan sang rudal juga sudah kembali mengeras. Ridho segera memasukan batang rudal Kinganya kedalam lubang anus diantara dua pantat lina. Diluar expectasinya ternyata batang rudal king ridho yang besar dan panjang tersebut tersebut dapat masuk secara keseluruhan dengan mudah tanpa kesulitan yang berarti. Berbeda saat dirinya menganal Jenny maupun perempuan lain yang membutuhkan sedikit skil agar tidak terlalu terasa menyakitkan. meskipun kenikmatan yang dirasakan tak sedasyat saat di lubang depan dan terkadang malah tanpa terasa apa-apa. Namun nyatanya Lina menyukai sensasi hentakannya.

Setelah semua batang rudal king masuk secara keseluruh kedalam lubang anus Lina, Ridho secara perlahan menarik rudal kingnya hingga separoh batang, kemudian memasukan lagi batang rudal king kemabli, begitu seterus hingga gerakan menjadi lebih cepat.

 

“ah kak……kak….ah…kak” rintih Lina saat batang rudal king Ridho mulai bergerak cepat.

“terus kak ……. Cepetan dikit kak, dah mulai enak ini kak” jerit Lina.

 

Melihat antuisme dan semangat lina dalam anal, membuat ridho bersemangat untuk lebih mempercepat rudal kingnya, ditambah dengan rapatnya lubang anus lina membuat Ridho kalap. Lina yang menyadari kekalapan Rido, segera memperingatkanya dengan melepas sang rudal king dari anusnya disaat sang rudal king tengah berada dalam puncak ternikmatnya.

 

“kak udah kak, …… udah kak” seru lina sambil menarik bokong kedepan hingga sang rudal king ridho terlepas

 

Dengan nafas terengah-engah, ridho berusaha untuk mengendalikan dirinya dan menormalkan si rudal king agar tak buru-buru muncrat.

 

“maafin kakak Lin…., lubang pantatmu memang cukup nikmat” kata ridho sambil mengecup leher lina.

 

“yach udah ngak papa. kalau gitu, kakak masukin aja lagi ke memeknya lina” jawab lina, sambil mengubah posisinya yang semula berlutut sambil menungging menjadi terlentang dengan posisi kedua kaki dan pahanya mengkangkang lebar.

Setelah membersihkan batang rudal king dengan cairan pembersih, ridho segera memasukan kembali sang rudal kingnya kedalam lubang vagina lina, dan memompanya dengan gemas, perlahan namun pasati dan pada akhirnya menjadi cepat. Lina yang kini kembali merasakan dasyatnya kenikmatana orgasme kembali merintaih dan menjerit keenakan.

 

“ah…ah….ohh…ohh….uchhh…..kak terus kak” jerit Lina.

 

Lina, yang hafal batas kemampuan ridho pun mempersilahkan ridho untuk mengeluarkan seluruh cairan puith kental, sebanyak-banyaknya kedalam rahimnya.

“kak …. , kakak kalau mau keluar langsung keluarin aja di dalam ….” kata Lina sambil merintih.

“tapi..tapi.., yang banyak ya kak……” seru lina kermudian sambil mengoyangkan pantatnya.

 

Dan 5 menit kemudian, ridho sudah tak mampu lagi menahan. 3 x 5 menit sudah ia menahan lajunya sang sperma untuk keluar. kali ini dengan kecepatan penuh dan tubuh bergetar Rido menghujamkan batang rudalking nya dalam-dalam kedalam lubang selangkangan Lina dan muncratlah benih-benih cinta ridho yang tak hanya banyak, putih dan kental namun juga menyembur bagaikan jet shower memenuhi isi disetiap relung rahim Lina, sebanyak 7 kali semburan.

Lina pun tersenyum lebar merasakan kepuasan tiada tara dari sang rudal king ridho, sambil mengusap-usap rambut kepala ridho dan beberapa kali mengecup kening Ridho sebagai ucapan terima kasih. Sementara Ridho terkapar lunglai sambil kembali mengumpulkan kekuatannya untuk ronde-ronde berikutnya. Sama hal nya dengan Jenny maupun Tasya, Lina juga tidak akan puas hanya dalam satu kali semburan meskipun sekali semburan ridho bisa menyembur sebanyak 7 kali.