Cecilia si pengundang birahi

Cecilia si pengundang birahi

Cecilia si pengundang birahi

Cecilia, mahasiswi semester awal di sebuah kampus bergengsi. Setiap weekend atau pas libur dia suka staycation untuk melampiaskan hobi terpendamnya, yaitu eksib.

Suatu weekend, dia ke mall di pusat kota untuk ngebetulin laptopnya yg rusak. Dengan hanya mengenakan kaos tipis tanpa dalaman dan rok pendek ketat, ia mendatangi toko servis laptop.

Perbaikan laptopnya memakan waktu lama, Cecilia memutuskan sekalian staycation di sebuah hotel dekat mall tersebut. Diantar supirnya, ia turun di lobby dan segera check-in. Bukan hotel mewah. Bahkan terlalu sederhana. Walhasil, kehadiran perempuan secantik Cecilia menjadikannya sebagai pusat perhatian, setidaknya di lobby hotel yg sedang cukup ramai itu.

Supirnya disuruh pulang ke rumah ngambilin pakaian ganti dan keperluan lainnya untuk staycation mendadak ini. Orang tuanya pun sudah ia beri kabar.

Supirnya diberikannya kartu akses kamar hotel oleh Cecilia, jaga-jaga kalau ia ketiduran atau sedang di kamar mandi saat supirnya datang bawa pakaian.

Kesempatan eksib pertama pun hadir, dan memang ini alasan sesungguhnya Cecilia pingin staycation.

Sewaktu supirnya tiba dan memencet bel kamar hotel untuk mengantarkan barang-barangnya, Cecilia sengaja diam saja di kamar mandi berendam di bathtub. Tentu supirnya kemudian memakai kartu akses kamar untuk masuk. Dan sesaat setelah Cecilia mendengar langkah kaki supirnya di dalam kamar, ia keluar dr kamar mandi dengan telanjang bulat sambil pura-pura tidak tau bahwa ada orang lain di kamarnya.

Cecilia kaget, “kyaaa, bapak!” teriaknya pelan, namun tentu itu hanya akting. Supirnya pun terperangah melihat kemolekan tubuh anak majikannya itu. Tapi, kacaunya, ketika masuk kamar si supir membuka pintu sampe mentok sehingga pintu tetap terbuka. Cecilia ngga sadar bahwa kamar di seberang ada yg baru mau check-in juga, ada beberapa orang berdiri di sana memandangi tubuh Cecilia yg telanjang bulat dengan kulitnya yg basah itu. Menyadari itu, Cecilia langsung menyuruh supirnya untuk cepat meletakan barang-barangnya, kemudian ia menegur supirnya itu “tutup pintunya lain kali, pak!”. Si supir pun disuruhnya pulang karena tugasnya sudah selesai.

Sebelum menutup pintu kamar, orang yg baru check-in di kamar seberang sempat bertanya, “itu siapanya, mbak?”. “itu supir aku nganterin barang” jawab Cecilia. “oh, kirain siapa, tadi mbaknya sampe teriak,” balasnya lagi. “Nggak kok, gpp, sorry ya,” ucap Cecilia sebelum kemudian menutup pintunya.

Ketika jam makan malam, Cecilia memesan makanan untuk diantar ke kamar. Pengantar makanan datang, Cecilia tidak langsung membuka pintu, hanya membuka kuncinya saja, daun pintu tetap tertutup. “Masuk aja” ucap Cecilia dari dalam kamar mandi.

Dengan trik yg sama seperti tadi siang, setelah pengantar makanan masuk ke kamar dengan troli-nya, Cecilia keluar dr kamar mandi dalam keadaan bugil.

“Eh, aduhh sori, mas. Kirain yg nganter makanan perempuan” ucap Cecilia ketika berpapasan dengan pengantar makanan persis di depan pintu kamar mandi ketika ia hendak keluar.

Setelah makanan selesai dihidangkan, Cecilia nyuruh mas-masnya nunggu sambil dia ngubek-ngubek tas buat nyari receh untuk uang tips. Dalam keadaan telanjang. Mas-mas nya cukup sopan, ia inisiatif keluar kamar dan menunggu di luar, sehingga Cecilia mesti ke pintu kamar dalam keadaan telanjang untuk ngasih tipsnya. Dan tepat saat itu pula, 2 orang lelaki penghuni kamar seberang baru kembali untuk masuk ke kamar mereka. Mereka berdua lagi-lagi berpapasan dengan Cecilia yg sedang memberikan tips kepada pegawai hotel dengan bertelanjang bulat di ambang pintu kamarnya. Mereka berdua berdiri memandangi Cecilia sampai pegawai hotel pergi dan Cecilia pun menutup pintu kamarnya.

—-POV Cecilia—-

Eksib hari ini cukup asyik. Total ada 4 pria yg menyaksikan tubuh telanjang ku. Aksi eksib terakhir hari ini akan ku lakukan dengan naro piring sisa makanan ku di lorong hotel dengan keluar kamar tanpa mengenakan sehelai benang pun.

Aksi ku jalankan. Aku mengendap-endap ke luar kamar bugil, kemudian meletakan piring di lantai. Tiba-tiba “krekk”. Pintu kamar ku tertutup otomatis karena ngga aku buka sampe mentok. “oh shitt” ucap ku. Aku terjebak dalam keadaan bugil di lorong hotel. Mana mungkin aku ke resepsionis. Dan suasana lantai ini sangat sepi, maklum hotel tua. Tidak ada hp, dompet, dan apapun, aku terpaksa mengetuk pintu kamar seberang untuk minta tolong.

“tok tok tok” aku ketuk pintu kamar mereka. Dari peephole pintu pasti sudah terlihat aku yg sedang telanjang bulat berdiri kedinginan. Pintu pun dibuka. Kedua pria itu berdiri di hadapan ku.
“sori ganggu, aku kekunci pas naroh piring kotor… duhh, maluu bngt nih.. tolongin dongg”, ucap ku.

“ya udah masuk dulu, mba. Ntar diliat orang telanjang gitu di luar”.

Aku pun masuk ke kamar mereka. “Permisii” ucap ku.

“bisa tolong panggilin pegawai hotelnya ke sini ngga? aku mau minta kunci cadangan.” pinta ku.

“Waduh, udah malem gini. hotel kayak gini biasanya gak 24 jam pegawainya, mba.”, “iya, mesti nunggu besok pagi sih kayaknya”, Jawab mereka.

“yahh, gitu ya? terus gimana dong”, aku kebingungan.

“mba tidur di sini aja malem ini, besok pagi baru urus kamarnya”.

Sepanjang percakapan mereka memandangi tubuh ku dengan penuh napsu. Kalau aku mengiyakan, bisa dipastikan mereka akan ngerjain aku semalaman. Aku kemudian agak memaksa untuk meminjam pakaian supaya aku bisa turun ke resepsionis. Tapi mereka berdua seperti ogah-ogahan buat membantu ku. Akhirnya aku terpaksa ngeluarin kalimat pamungkas.

“nanti aku bayar deh” ucap ku

Mereka saling tengok, lalu membalas “sekarang aja bayarnya”

“dompet aku di kamar” jawab ku.

“bayar pake yg lain kan bisa” balas mereka lagi sambil ngusap2 selangkangan mereka.

Ya emang udah pasti sih arahnya bakal ke situ. Salah ku juga nyamperin kamar orang lain dengan telanjang bulat gini.
————————–
Kemudian aku menyadari ada handuk tergantung di samping ku persis. Langsung ku ambil kemudian lari keluar menuju lift. Untungnya kedua orang itu tidak mengikuti. Aku masuk lift dan turun ke lobby.

Pukul 12 malam, situasi sepi. Cuman tampak seorang resepsionis laki-laki bertugas. Untungnya dia bersedia membantu ku. Kami pun kembali ke elevator dengan dia membawa kunci akses khusus untuk membukakan pintu kamar ku.
Elevatornya agak sempit untuk 2 orang, maklum hotel tua dan murah. Ketika naik juga entah kenapa lift nya berenti di setiap lantai. “Malem gini emang kadang suka eror liftnya, mba”, katanya. Emang ada hawa horor juga sih nih hotel. Aku pun sempat membetulkan posisi handuk ku dengan melepaskannya terlebih dahulu. Meskipun mas resepsionis ini membelakangi ku, sepertinya ia bisa melihat sekilas lewat cermin ketika aku melepaskan handuk ku sesaat.

Pintu kamar ku pun terbuka. Senangnyaaa. Kedua orang di kamar seberang pun keluar dr kamarnya berbasa basi, “udah bisa pintunya, mba?” tanya mereka ramah. Sepertinya sih mereka khawatir kalau-kalau aku mengadukan kekurang ajaran mereka. “iya, nih” jawab ku.

Kemudian aku melepaskan handuk, sehingga tubuh ku telanjang bulat di hadapan keduanorang itu dan mas resepsionis yg membantu ku. “nih handuknya, makasih ya” ucap ku.

Kemudian aku mengajak mas resepsionis masuk ke kamar ku. “Sini mas masuk bentar aku kasih tip”. Dia pun mengikuti ku masuk ke kamar.

Sebenarnya tujuan ku cuman buat bikin kedua orang di kamar seberang ku itu kesel dan gregetan. Dan sepertinya berhasil, aku ngintip dr peephole pintu kamar ku, wajah mereka tampak kesal dan komat kamit.

Sedangkan mas resepsionis di kamar ku cuman ku kasih tip 50 ribu, terus abis itu aku suruh keluar.

Pengalaman Singkat dan Pertama Cecilia Jadi Perempuan Bayaran

Suatu ketika, Cecilia pergi ke luar negeri bersama kedua orang tuanya untuk urusan bisnis mereka. Orang tuanya sibuk ngurusin pekerjaan, sedangkan Cecilia boring sendirian di kamar hotel. Dia pun mengisi kebosanannya dengan membuat konten seksi depan kamera sambil direkam untuk kemudian diupload sebagai konten sosial media nya yg followers nya berjumlah ratusan ribu itu.

Dengan mengenakan bikini seksi, ia merekam dirinya sendiri keluar kamar menuju elevator. Di hotel yg ia tempati itu, ada pintu akses dr restoran ke kolam renang, ia berencana untuk berjalan dengan hanya mengenakan bikini melewati restoran untuk menuju kolam renang di saat jam makan siang.

Ketika di dalam elevator, Cecilia baru teringat kartu akses kamarnya ketinggalan. Ia pun terpaksa ke lobby hotel dahulu untuk minta kartu ekstra. Tapi karena musim liburan, lobby hotel pun ramai, para tamu mengantri untuk dilayani oleh resepsionis.

Ketika Cecilia baru keluar lift, semua orang yg ada di lobby terperangah dan terpaku memandangi kemolekan tubuhnya yg hanya dibalut bikini.

Cecilia terpaksa duduk di lobby sambil nunggu. Supaya ngga mati gaya, dia pun live streaming sosial media, ngobrol2 dengan followers onlinenya dengan menggunakan bikini sambil duduk di lobby hotel yg sedang ramai itu.

“Om yg di pojok mupeng banget tuh”, tulis seorang netizen di kolom chat. Cecilia pun tertawa kemudian noleh melirik om-om yg dimaksud. “Dance dong, kak”, pinta netizen lain. “Ntar ya pas sepi, sekarang lagi rame banget”, balas Cecilia.

Resepsionis sudah tampak sepi, Sambil tetap live streaming pake handphone, Cecilia mengurus kartu akses kamarnya, setelah beres ia pun kembali ke elevator, “mau liat aku dance kan?” ucapnya ke para penonton online.

Pas banget elevator lagi kosong. Sambil lift bergerak naik, ia senderkan hape di lantai, lalu mulai ngedance. Cecilia meliuk-liukan tubuhnya yg seksi dan hanya dibungkus bikini itu di dalam sebuah lift hotel.

Tengah asik ngedance, tiba-tiba ikatan bikini terlepas, ia pun buru-buru menahan dengan tangannya. Di saat bersamaan, pintu lift terbuka. Seorang lelaki paruh baya berdiri di sana. Ia cukup kaget melihat ada perempuan muda cantik jelita setengah telanjang sedang membetulkan posisi behanya di dalam lift.

“Sori” ucap Cecilia karena mempersembahkan pemandangan yg cukup vulgar kepada orang asing di dalam lift, sambil tetap berusaha mengikat kembali tali bikininya, dia tampak kewalahan.

“Boleh saya bantu?” ucap si lelaki ramah

Tanpa menjawab, Cecilia berjalan mendekati lelaki tsb kemudian berbalik untuk memberikan punggungnya. Dia pun mengikat rambutnya sambil si lelaki mengikatkan tali bikininya, sambil curi-curi kesempatan mengusap lembut kulit Cecilia dengan punggung jemarinya.

“Kamu keringetan banget” ucap si lelaki.

“he eh, panas banget tadi di lobby” balas Cecilia.

Memang kawasan yg sedang dikunjungi oleh Cecilia dan kedua orang tuanya ini adalah kawasan tropis dan berpantai.

Sambil mengusap-usap punggung Cecilia, si lelaki berbisik pelan “saya kasih 200 juta, temenin saya malam ini”. Cecilia diam saja, tentu ini bukan pertama kalinya ia mendapat tawaran seperti itu, mengingat kecantikan dan keseksiannya yg luar biasa, serta gaya berpakaiannya yg terbuka. Meskipun ia selalu menolak tawaran-tawaran aneh itu, tapi ini baru pertama kalinya ia ditawari dengan nominal sebesar itu.

Pintu lift terbuka di lantai kamar hotel Cecilia. “Makasih ya” ucap Cecilia meskipun tali bikininya belom selesai diikat lantaran si lelaki itu lebih fokus mengusap-ngusap punggung Cecilia. Dia pun keluar lift, tapi sebelumnya, si lelaki sempat memberikan kartu namanya dan diterima oleh Cecilia. Baru saja pintu lift tertutup, dia baru ingat handphonenya masih tergeletak di lantai lift. Dan live streamnya masih menyala. “Oh shit” gumam Cecilia. Selain karena hapenya yg ketinggalan, ia juga panik karena berarti aksinya barusan termasuk negosiasi tawaran 200 juta itu disaksikan oleh para viewers. “Semoga aja obrolannya ga kedengeran” batinnya.

——————————-
Pintu elevator terbuka lagi. kosong. tidak ada siapa-siapa di sana, termasuk hapenya. Ia pun meyakini bahwa lelaki tadi yg membawa hapenya. Cecilia memeriksa kartu nama yg diberikan. Ia pun turun lagi ke lobby untuk menanyakan pemilik kartu nama tersebut nginep di kamar nomor berapa.

Ternyata lelaki itu adalah pemilik hotel tersebut. Ia tinggal di lantai paling atas. Lelaki itu sudah berpesan ke resepsionis untuk memberikan Cecilia akses ke lantainya kalau dia datang mencari hapenya. Cecilia pun menerima kartu khusus untuk sebagai akses ke lantai paling atas hotel. Dia kembali lagi ke lift dan menggunakan kartu khusus tersebut. Cecilia bercermin. Rambutnya ia rasa lepek dan kusam, wajah tanpa make-up, dan kulit yg berkeringat. Ia merasa tidak siap. Di sisi lain, lelaki pemilik hotel itu ternyata memantau gerak-gerik Cecilia di elevator dari ruangan monitor khusus di kamarnya. Ia menyaksikan gelagat Cecilia yg ingin terlihat cantik di hadapannya.

Baru saja ia kepikiran untuk balik ke kamar dulu buat dandan, pintu lift sudah terbuka. Cecilia keluar lift dan melangkah ke depan satu-satunya pintu yg ada di lantai itu. Tidak tampak tombol bell, jadi Cecilia mengetuknya. Si lelaki pun membuka pintu, dan tanpa basa basi mempersilahkan Cecilia masuk, tapi Cecilia menolak masuk. “Aku cuman mau ambil hape ku” ucap Cecilia.

“Apa 200 juta kurang?” balas si lelaki

“Aku lagi sama papa mama ku…” jawab Cecilia

“Ah, i see. Berapa lama kalian menginap di sini?” balasnya lagi

“mmmhh… masih 12 hari lagi” kata Cecilia

“Kalau begitu, selama sisa waktu itu kamar kalian diupgrade ke kamar paling mewah di hotel ini, plus 200 juta untuk kamu. Kalau menolak tidak apa-apa, ini hape kamu” ucap lelaki owner hotel tsb. Ia meletakan hape Cecilia di meja ruang tamu dan kemudian duduk di sofa. Cecilia yg tampak malu-malu pun perlahan melangkah masuk dan mengambil hapenya. Tapi Cecilia tidak langsung pergi, ia masih berdiri di situ. Pintu kamar pun tertutup otomatis.

Melihat kesempatan itu, si lelaki tidak menyia-nyiakannya. “Saya ngga akan nyentuh kamu. Saya cuman pingin liat kamu telanjang” ucap si lelaki.

Cecilia sama sekali tidak keberatan, tapi dia tidak menunjukkannya. “Ok… cuman liat aja ya, ngga boleh megang” ucap Cecilia. Dia pun mulai melepaskan bikininya dengan malu-malu tapi mau.

Si lelaki geleng-geleng kepala karena takjub. “Saya melihat banyak tamu hotel ini, tidak pernah ada yang seindah kamu” ucapnya. Cecilia pun tersipu. “Udah kan? apalagi?” kata Cecilia.

“Wait…” ucap si lelaki. Kemudian dia pun melepaskan pakaiannya dan kembali duduk. Cecilia cukup terkejut melihat penisnya yg besar meskipun belum mengeras. Si lelaki itu kemudian mulai mengusap-ngusap dan mengocok penisnya sambil terus memandangi Cecilia dari ujung rambut sampai ujung kaki.

“I hope this is okay with you” ucap si lelaki.

Bukan hanya owner hotel itu yg terangsang oleh tubuh telanjang Cecilia, tapi diam-diam Cecilia juga sebenarnya ingin menikmati dan dinikmati. Dia berdiri dengan gelisah, bingung harus ngapain. Penis lelaki di hadapannya itu mulai mengeras, sebuah pemandangan yg membuat Cecilia makin gelisah. Instinct nya mengambil alih. Ia tidak lagi hanya berdiri diam, tapi juga meremas payudaranya dengan perlahan sambil menggigit bibir.

Lelaki owner hotel tersebut jelas sudah berpengalaman. Ia paham dengan uang, kekuasaan, dan kejantanannya, ia bisa dengan mudah mengontrol perempuan muda seperti Cecilia. Ia sadar betul bahwa Cecilia pun menginginkan dirinya.

“Saya mau mandi. Kamu mau ikut?” tanya si lelaki.

Cecilia mengangguk.

Kira-kira apa yg terjadi selanjutnya?

00074-2396800363.jpg

Sisa waktu menginap di hotel 12 hari bukan berarti Cecilia harus berurusan dengan pria pemilik hotel tersebut selama itu pula. Karena ketika mereka sedang asik ciuman, telepon berdering. Sang istri dr pria itu mengabarkan bahwa dia dan anaknya yg bernama Nadya sudah boarding, mereka pulang seminggu lebih cepat dr yg dijadwalkan dikarenakan pergolakan politik di negara yg sedang mereka kunjungi.
“Aku sama mama otw pulang, Pah!” suara perempuan dari telepon turut terdengar oleh Cecilia.

Perjalanan pesawat akan memakan waktu sekitar 7 jam. Minus 2 jam untuk si pria menjemput anak dan istrinya itu di bandara. Jadi dia dan Cecilia hanya memiliki waktu sekitar 5 jam untuk bersama.
——————————————-
Mendengar kabar itu, bukan hanya si pria yg berat hatinya, tapi Cecilia juga. Sepertinya di benak mereka berdua sudah terbayangkan hal-hal hot yg bisa mereka lakukan berdua selama 12 hari ke depan. Namun, sayang harapan itu sirna.

Cecilia tidak mau buang waktu. Dia melangkah kemudian naik ke atas kasur. “Cepetan, kamu udah bayar lho…” ucapnya sambil berpose menantang.

Si pria pun menjawab tantangan itu. Dia mendekat pada Cecilia yg duduk di ujung kasur. Cecilia tanpa banyak bicara langsung memasukan penis pria itu ke mulutnya dan memberikannya oral seks.

Pria itu merem melek dibuatnya. Di tengah blowjob nya, Cecilia menatap si lelaki sambil memberikan ekspresi-ekspresi wajah yg menggemaskan. Cecilia benar-benar tahu cara membuat lelaki terpesona oleh kecantikan maupun kenakalannya.

“Ini pertama kalinya aku jd perempuan bayaran” ucap Cecilia di tengah blowjobnya. “Tapi seandainya ngga dibayar pun aku ngga keberatan, abis kamu ganteng sih” tambahnya.

Mendengar itu, si pria langsung klimaks. Pejunya berceceran di wajah Cecilia. Si pria tampak malu karena ejakulasi dini. Sementara Cecilia dengan telaten membersihkan sisa-sisa peju di penis pria itu dengan menjilatinya.

“Sori.. saya jarang olahraga..” ucap si pria.
“It’s okay” balas Cecilia. “Sini…” Cecilia mengajak pria itu rebahan di kasur.

“Aku coba bikin bangun lagi ya…” ucap Cecilia. Dia pun kemudian menciumi dan menjilati tubuh pria itu. Gerak gerik Cecilia sangat natural. Ini bukan hasil pengalaman atau meniru adegan film, tapi memang instinct-nya sangat fasih dalam hal beraksi secara sensual dan erotis. Dia tidak butuh pelajaran atau pengalaman, karena bakatnya sangat alami.

Lelaki itu berbaring sambil dijilati dan diciumi seluruh tubuhnya oleh Cecilia, perlahan dari atas ke bawah. Ketika sampai area selangkangan, penisnya sudah berdiri lagi.

“Yeeeyy aku berhasil” ekspresi girang Cecilia semakin bikin pria itu gemas. Cecilia lanjut memberikan pria itu blowjob sebentar, kemudian ia melangkah ke meja yg ada foto keluarga pria itu. “Ini anak kamu ya? cantik juga. Siapa namanya? Umur berapa?” tanya Cecilia. “Nadya. Umur 19” jawab lelaki itu singkat sambil tetap berbaring di kasur. “Oh, seumuran sama aku” balas Cecilia. “Bentar ya minum dulu, aus” ucap Cecilia.

Cecilia memang orangnya supel, dia merasa seperti sudah di rumah sendiri. Dia pun mondar-mandir sambil telanjang mencari dapur di tempat yg besar ini. Pembawaannya yg ceria dan childish itu membuat si pria semakin gemas. Ia pun mengikuti Cecilia ke dapur.

Dia tidak mau menyia-nyiakan ngacengnya itu. Cecilia sedang nungging sambil ngubek-ngubek kulkas mempertontonkan keseksian tubuh telanjangnya dari belakang. Si pria itu pun langsung memasukan penisnya ke vagina Cecilia dr belakang. Cecilia sempat kaget sebentar, terutama karena ukurannya. Tapi kemudian ia menikmati.

“ngghh.. ahh… buru-buru banget…” ucap Cecilia yg belum sempat minum.
“waktu kita ngga banyak..” balas si pria sambil terus menyodoknya.

Cecilia menyesuaikan ritme goyangan pinggul pria yg jauh lebih tua darinya itu. “anghh… enak banget, sayang” Cecilia memanggil pria itu dengan sebutan “sayang”. Pria itu pun makin bernapsu. Sebagai orang kaya raya yg sudah pernah ditemani banyak wanita, baru kali ini dia bertemu yg seperti Cecilia. Di matanya, Cecilia tidak sedang acting atau pura-pura untuk memuaskannya, melainkan menjadi diri sendiri apa adanya. Dan memang iya, Cecilia adalah perempuan langka itu.

Tiba-tiba Cecilia berhenti, lalu berkata dengan ekspresi kaget “eh, kamu gak pake kondom ya??”. Si pria menjawab “nggak, is that a problem?”

“Mmmm, ya udah deh gpp…” balas Cecilia sambil kembali menggoyangkan pinggulnya.

Sepertinya semesta memang tidak merestui aksi mereka. Handphone Cecilia berdering nyaring dengan nada dering khusus yg menandakan bahwa itu panggilan dr orang tuanya.

“Ngghh… bentar, ortu ku nelpon…” ucap Cecilia sambil berusaha melepaskan penis pria itu dr liang vaginanya. Dia pun setengah berlari ke ruang tamu untk mengangkat panggilan tsb.

Orang tuanya menanyai perihal sudah makan belum, dll. Si pria kembali terpaku memandangi kecantikan perempuan muda di hadapannya. Dia merasa sangat beruntung sekali.

Menyadari dirinya sedang dipandangi, Cecilia sambil tetap telponan merenggangkan kedua kakinya dan memainkan vaginanya dengan jemarinya. Ia mempersembahkan tontonan yg membuat pria manapun merasa ingin segera merangkak dan menciumi vaginanya. Dan hal itu persis yg dilakukan oleh pria pemilik hotel. Ia mengendus-endus vagina Cecilia yg sedang duduk sambil teleponan, dan kemudian menjilatinya.

“nghh… iyaa, tenang… aku bisa jaga diri, kok… ngghh” Cecilia meladeni percakapan telepon sambil berusaha untuk tidak mendesah sambil menjambak-jambak rambut pria itu.

“Nakal ya kamu” ucap Cecilia seusai teleponan.
“Kamu yg mancing-mancing” balas si pria.
Mereka pun kemudian ciuman dengan mesra sambil berpelukan erat. Sebuah aksi yg tak wajar jika dilihat dr perbedaan usia mereka. Tapi tanpa disangka-sangka, ternyata Cecilia sangat menikmatinya.

Mereka pun melanjutkannya di atas kasur. Gantian kini tubuh Cecilia yg penuh keringat dijilati dan diciumi oleh pria itu. Cecilia menggelinjang kegelian sambil tertawa kecil. Cecilia memang cantik natural. Bibirnya yg merah merona meski tanpa lipstick dilumat habis pria itu. Lidah mereka bertautan. Sambil ditindih, Cecili berusaha menggapai penis lelaki itu untuk mengarahkannya masuk ke vaginanya. “Entotin aku, sayang” ucap Cecilia.

“Call me daddy” ucap si lelaki sambil menyodok-nyodok memek Cecilia.
“Ahngg.. daddy, fuck me daddy, fuck me hard… ahnggg” Cecilia mendesah keenakan.

Aslinya Cecilia bukan perempuan nakal. Memang iya dia suka eksib, tapi soal berhubungan badan, seumur hidupnya bisa dihitung jari. Tapi kali ini dia membiarkan tubuhnya mengambil alih kesadarannya. Ia bukan lagi sekadar Cecilia yg gemar eksib, tapi Cecilia yg kerasukan Succubus. Si pria pun tau persis bahwa Cecilia sungguh-sungguh menikmati ini. Hal itu terasa di setiap inci ekspresi tubuh dan wajah Cecilia.

“Saya boleh keluarin di dalem ngga?” tanya si pria. Cecilia pun mengangguk sebelum kemudian mencipok bibir pria itu.

Selama 5 jam mereka bercinta dengan ganti-ganti gaya dan lokasi, seperti layaknya pasangan pengantin bary. Padahal usia mereka terpaut sangat jauh.

——————————-

POV singkat Cecilia

Ketika dia nyodokin memek ku dr belakang di ruang tamu dan aku menghadap pintu. Ada suara ketukan pintu. “Permisi, nyonya dan non Nadya sudah akan mendarat pesawatnya, Pak” ucap suara dari balik pintu.

“Masuk” ucap si pria yg sedang ngentotin aku. Aku kaget mendengar itu, tapi bingung mesti ngapain di kondisi kayak gini. Pintu pun terbuka. Dari pakaiannya orang itu sepertinya ajudan atau supirnya si pria ini. Dia melihat kami berdua yg sedang telanjang bulat bersenggama ini.

“Mobil sudah siap?” tanya si pria sambil terus menggenjot ku. Aku pun mendesah keenakan, tapi pandangan ku tertuju ke ajudannya yg ada di hadapan ku. Dia pun turut ngeliatin aku.

Sepertinya pria yg ngentotin aku ini tipe orang yg suka memamerkan keperkasaannya dalam menaklukan wanita kepada para anak buahnya.

“Ya sudah, saya mandi dulu” ucapnya. Kemudian ia melepaskan penisnya dr dalam memek ku. Huh, enak aja. Aku langsung mendorongnya rebahan di sofa dan kemudian menungganginya, “kan tanggung belum keluar, daddy” ucap ku manja.

Sambil ditonton oleh ajudannya. Aku menunggangi pria pemilik hotel ini sampe dia klimaks dan orgasme untuk kesekian kalinya di memek ku.

Kemudian ajudannya disuruh menunggu sambil kami berdua mandi bareng. Dia selesai dluan karena harus buru-buru ke bandara. Sedangkan cewe mandinya lama, jd dia membiarkan ku berlama-lama, tapi intinya aku harus sudah pergi sebelum dia dan keluarganya kembali. Dia memberikan credit card, aku disuruh belanja shopping sampai nominal yg dijanjikan, tapi lebih dikit ngga apa-apa katanya. Ajudannya ternyata disuruh menemani ku belanja, kalau sudah selesai nanti kartunya kasih ke ajudannya itu. Ketika aku masih mandi, si pria itu sudah berangkat menuju bandara. Ajudannya nungguin aku yg sedang mandi ini.

Aku keluar kamar mandi dengan telanjang bulat. Toh dia udah ngeliat semuanya ini. Mukanya mupeng amat ngeliat aku. “Sori ya, mas, aku capek” ucap ku menjawab isi pikirannya. Dia pun tertunduk lesu. Tapi karena kasian, aku duduk di sebelahnya, “mana sini, aku kocokin aja ya, ngga lebih” ucap ku.

“Di kamar mandi aja, biar ngga berceceran” balasnya. Mungkin dia takut ketahuan.

Kami berdua pun ke kamar mandi. Di bawah shower aku ngocokin dia. Dia pun melepas semua pakaiannya, takut berantakan katanya.

Niatnya sih cuman ngocokin, tapi namanya manusia, entah gimana ceritanya tau-tau dia udah menggerayangi dan menciumi ku, meskipun males-malesan tapi tetap aku ladeni ciumannya itu. Dan entah gimana, aku sudah berlutut dan memberikannya blowjob seperti yg kuberikan kepada bossnya dia.

Dia muncrat sekali. Kemudian kami beres-beres. Aku ke kamar ku untuk ganti baju sebelum pergi shopping ratusan juta.
Di mobil setelah belanja, sebelum mengantarkan ku pulang, dia membawa ku ke parkiran sepi dan di sana dia meminta lebih dari dikocokin atau blowjob. Aku pun ML dengannya di mobil sampe dia muncrat 2 kali.
Ini pengalaman singkat pertama ku (dan mungkin terakhir kali juga, siapa tau) sebagai perempuan bayaran.